Bila guru memiliki kompetensi di atas, maka pembelajaran di kelas cenderung menjadi lebih aktif dan siswa antusias untuk melibatkan diri.
Marsaria juga memberikan tips bagaimana cara memantik siswa agar antusias terhadap pembelajaran.
Baca juga: Kisah Guru Isdiarto, Seberangi 5 Muara dan Jalan Berlumpur demi Mengajar
Ia mengatakan, mendorong siswa agar aktif bisa dilakukan dengan dua cara yakni melalui pertanyaan pemantik dan kegiatan pemantik.
Sayangnya, saat memberikan pertanyaan, guru seringkali melakukan kesalahan.
“Kebiasaan kita memberi pertanyaan ‘Apakah kalian sudah paham?’, jawabannya cuma dua, kalau nggak ya paham. Atau ‘ada pertanyaan?’ jawabannya ya atau tidak. Bisa juga ‘apa yang dimaksud dengan A?’, lalu anaknya jawab, lalu gurunya jawab ‘bagus’, sudah selesai,” ungkap Pima dalam keterangan tertulis.
Untuk itu, guru diharapkan mengurangi untuk memberikan pertanyaan yang jawabannya hanya 'ya' atau 'tidak' dan menggantinya dengan pertanyaan pemantik.
Pertanyaan pemantik merupakan terjemahan provocation question dalam bahasa Inggris. Sehingga, terang Pima, guru harus memastikan bahwa pertanyaan yang diberikan bisa menggugah rasa keingintahuan murid.
Berikan pertanyaan yang terbuka yang membuat murid meskipun belum bisa menjawab verbal, namun setidaknya berpikir dan berefleksi.
Setelah memberikan pertanyan pemantik, guru perlu merancang kegiatan pemantik.
Baca juga: Kisah Guru Nofri, Rela Tempuh 40 Jam Perjalanan demi Berbagi Ilmu
“Kalau kita memberikan pertanyaan pemantik, itu kan verbal biasanya, nah yang jawab umumnya hanya yang jago ngomong. Maka dari itu perlu adanya kegiatan pemantik, kita merekayasa situasi,” tutur Pima.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.