Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kepala Sekolah di Kendal, Gali Potensi Guru dengan Metode “Orkestra”

Kompas.com - 28/02/2023, 11:12 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Terinspirasi dari orkestra yang memadukan banyak alat musik secara bersamaan namun terdengar harmonis, Kepala Sekolah Diannita Ayu Kurniasih menerapkan metode “Orkestrasi Pendidikan” bagi guru-guru di SDN 1 Kebumen, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah guna memaksimalkan potensi para guru.

Diannita menceritakan bagaimana dirinya mengembangkan metode ini. Dimulai saat pensiunnya guru-guru senior di sekolah, diganti guru-guru muda.

“Guru-guru muda ini datang dengan berbagai kreativitas dan talenta. Ada yang jago IT, ada yang konsen di seni, ada yang jago nari. Saya berpikir bagaimana caranya memanfaatkan hal ini,” cerita Diannita dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Kisah Guru Nofri, Rela Tempuh 40 Jam Perjalanan demi Berbagi Ilmu

Terinspirasi dari pertunjukan orkestra yang memadukan alat musik yang berbeda dengan menghasilkan simfoni yang indah, Diannita pun menginisiasi metode ‘Orkestrasi Pendidikan’. Metode yang memanfaatkan bakat guru untuk mengisi ekstrakurikuler di sekolah.

“Jika Saya hanya mengacu pada akademik kasian anak-anak. Akan terasa dipaksa. Jadi kami menggunakan ekskul, difasilitasi oleh guru-guru masing-masing,” ucapnya.

Siswa yang memiliki ketertarikan ekstrakurikuler sesuai dengan kompetensi yang dimiliki guru kemudian dibimbing.

“Misalnya, siswa yang hobi menari, akan dibimbing guru yang memiliki kompetensi menari. Siswa yang suka IT, akan didampingi guru yang jago IT,” kata Diannita.

Menurutnya, orkestrasi ini bisa memaksimalkan potensi guru. Di mana, guru-guru dikelompokan berdasarkan kompetensi dan bakat yang dimiliki masing-masing, selayaknya pemain musik.

“Kita memiliki guru yang kompeten di bidangnya masing-masing. Kami yakin dengan metode ini, kami akan ‘berbunyi’. Jika sudah bunyi, maka akan terdengar. JIka sudah terdengar maka akan dikenal,” katanya.

Baca juga: Kisah Guru Asal Sumut, Menulis Banyak Buku hingga Jadi Idola Murid

Metode ini tak hanya melibatkan guru. Orkestrasi juga melibatkan pihak eksternal untuk memberikan pengalaman dan pelajaran bagi siswa yang tidak bisa didapatkan di dalam sekolah.

“Selain di dalam, saya juga mengajak kerja sama dengan lembaga di luar sekolah. Saya mengajak beberapa instansi seperti Dinas Perlindungan Anak untuk sosialisasi perundungan, Koramil tentang wawasan kebangsaan, Polsek, dan instansi lain. Bahkan, kerja sama dengan minimarket. Edukasi bagaimana caranya ngantri termasuk bagaimana memilih belanjaan yang lebih dibutuhkan,” ungkap Diannita.

Penerapan metode Orkestrasi ini mengantarkan Diannita menjadi juara satu PNS berprestasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kendal, di bulan Januari 2023.

Diannita mampu meyakinkan tim penilai bahwa inovasi manajemen orkestrasi pendidikan dapat diterapkan di instansi manapun karena menurutnya, inovasi akan mubazir jika tidak disebarkan.

Transformasi menjadi guru inovatif

Dia pun mengatakan, bagaimana dirinya mengembangkan metode ini tak lepas dari hasil pelatihan-pelatihan yang didapatnya sebagai Fasilitator Daerah (Fasda) Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Tanoto Foundation.

Baca juga: Beasiswa bagi Guru ke Jepang 2023, Uang Saku Rp 16 Juta Per Bulan

Memulai karier pendidik sejak menjadi guru honorer tahun 2004 di SD 1 Pesaren, Diannita kemudian diangkat menjadi PNS di tahun 2009 di SD Genting Gunung, sekolah yang ada di bawah kaki Gunung Berau.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau