Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMM: Seperti Ini Manfaat Makanan Pedas dan Bahayanya

Kompas.com - 05/03/2023, 10:20 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Banyak masyarakat Indonesia yang suka dengan makanan pedas. Apalagi generasi milenial dan gen Z. Ini karena didukung dengan banyaknya jenis makanan pedas.

Selain itu, ada pula anggapan masyarakat jika makanan akan terasa kurang rasanya jika tidak ada sambal.

Meski demikian, saat ini banyak makanan pedas yang diolah dengan berbagai cara. Baik yang mengandung unsur cabai atau merica hingga zat capsaicin yang juga menimbulkan rasa pedas.

Terkait hal itu, Dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Henik Tri Rahayu, S.Kep., Ns.MS., Ph.D., memberikan pandangannya tentang makanan pedas.

Baca juga: Stikes Panti Kosala: Ini Tanda dan Gejala Jantung Koroner

Menurutnya, ada manfaat makanan pedas. Tapi ada pula bahaya makanan pedas jika dikonsumsi secara berlebihan.

Manfaat makanan pedas

Jika dikonsumsi dengan takaran yang sesuai, cabai memiliki manfaat sebagai anti inflamasi dan menjadi salah satu sumber vitamin C tertinggi.

Namun sayangnya manfaat cabai tidak bisa diterima oleh semua manusia karena perbedaan kebiasaan makan pedas.

Ada banyak contoh makanan pedas kekinian yang sering ditemui, misalnya macaroni dengan berbagai macam level.

"Apabila zat pedas dari makanan ini masuk secara berlebihan ke dalam saluran pencernaan, maka tentu saja bisa merusak pencernaan itu sendiri," ujar Henik dikutip dari laman UMM.

Bahaya makanan pedas

Sedang jika lambung seseorang tidak terbiasa mengonsumsi makanan pedas, maka akan timbul iritasi yang diawali dengan gejala diare.

Kemudian jika iritasi terus menerus berlangsung dan berlebihan, akan menimbulkan ulkus atau luka pada dinding lambung. Bahkan sesekali juga memunculkan sensasi mual hingga muntah.

Baca juga: 10 Tips Hidup Sehat dari Ners Unair

"Zat capsaicin yang ada pada makanan pedas akan tetap ada di lambung, meskipun makanan sudah menuju ke organ tubuh lainnya. Jadi, jika zat ini terus menerus menumpuk, maka kemungkinan bisa merusak pencernaan," jelasnya.

Ia juga memberikan beberapa cara untuk mengurangi kebiasaan mengonsumsi makanan pedas. Salah satunya dengan mengganti makanan pedas olahan ke cabai yang segar.

Dikatakan, cabai segar lebih pedas daripada cabai yang sudah dikeringkan. Sehingga tubuh akan lebih cepat merasa cukup dan tidak terus menerus memakannya.

Sedang jika merasakan pedas yang berlebihan, cara paling efektif untuk meredakannya ialah dengan meminum minuman hangat. Hal itu dikarenakan rasa panas harus dilawan juga dengan panas.

"Air hangat dinilai lebih cepat menetralisir dibandingkan minuman dingin, sekalipun sudah ditambah dengan gula atau rasa," tuturnya.

Henik juga memberikan pesan untuk mengurangi konsumsi makanan pedas. Apalagi saat ini makanan-makanan tersebut sudah diolah dengan beragam cara yang campurannya tidak diketahui dan jelas.

Baca juga: 7 Tips Sehat di Musim Hujan dari Ners Unair

"Segera kurangi kebiasaan makan makanan pedas demi menjaga kesehatan tubuh kita," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau