KOMPAS.com - Banyak berita mengenai kekerasan yang dilakukan oleh orang terdekat para korban kekerasan. Bahkan, kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT menjadi kasus kekerasan cukup banyak jadi.
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Tiara Diah Sosialita mengatakan bahwa siapapun berpeluang untuk melakukan tindakan kejahatan hingga tindakan keji meski ia sosok orang terdekat.
Ada beberapa aspek dari sudut pandang psikologi yang mempengaruhi hal ini. Pertama, rasa kedekatan yang sudah terjalin.
"Jadi mereka (pelaku kekerasan) merasa punya kontrol dan kuasa pada korbannya,” kata Tiara, dilansir dari laman Unair.
Baca juga: Apakah Minum Suplemen Dapat Merusak Ginjal? Ini Penjelasan Dokter UGM
Pada kasus ini, pelaku biasanya merupakan pihak yang merasa superior.
“Mereka menggunakan power, kekuasaan yang dimiliki untuk memaksakan keinginan pada orang lain bisa pada pasangan, kerabat, bahkan anak,” ungkapnya.
Kasus kekerasan yang berhubungan dengan orang terdekat tak hanya dilakukan secara fisik tapi juga psikis.
Kedua, masalah emosional yang dimiliki pelaku juga termasuk pemicu.
“Pelaku yang merupakan orang terdekat bisa merasa cemburu, iri, atau apapun itu emosi negatif. Ini bisa memicu munculnya keinginan untuk melakukan tindakan kejahatan,” ungkap Tiara.
Pengalaman traumatis yang menimbulkan masalah emosional juga ikut terlibat dalam hal ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.