KOMPAS.com - Selain menjaga pola makan dengan gizi seimbang, remaja juga harus melakukan aktivitas fisik. Tujuannya agar tubuh tetap sehat.
Akan tetapi, dua hal itu masih belum cukup jika belum diimbangi dengan pola tidur yang baik. Tidur malam hari sangat penting bagi kesehatan.
Dengan menjalankan pola tidur yang baik, fungsi tubuh seseorang akan berjalan dengan baik, sehingga dapat mudah terhindar dari beberapa penyakit diabetes hingga penyakit jantung.
Biasanya, remaja berusia 12-18 tahun membutuhkan waktu tidur sekitar 8-9 jam per hari. Selain itu, kualitas tidur juga harus diperhatikan.
Baca juga: 5 Menu Sehat Buka Puasa yang Bisa Dicoba Siswa
Terdapat dua tipe dasar tidur, yaitu tidur dengan gerakan mata tidak cepat/non-rapid eye movement (non-REM) dan tidur dengan gerak mata cepat/rapid eye movement (REM).
Tidur dengan gerakan mata tidak cepat berguna untuk meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, sedangkan tidur dengan gerak mata cepat dapat berkontribusi terhadap kesehatan emosional.
Lalu, apa yang terjadi ketika seseorang memiliki pola tidur yang buruk? Melansir laman Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, Jumat (31/3/2023), ini dampak negatif jika remaja atau siswa kurang tidur.
Jika tidur cukup, maka memungkinkan sistem kekebalan tubuh berfungsi optimal dengan memproduksi sitokin, yaitu senyawa yang membantu melawan bakteri dan virus dalam tubuh.
Senyawa tersebut dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit secara lebih efektif.
Baca juga: Seperti Ini Contoh Bahan Makanan Sehat di Instalasi Gizi RSA UGM
Efek kurang tidur bisa membuat sistem kekebalan tubuh tidak optimal untuk melawan virus dan bakteri. Akibatnya kamu akan lebih rentan terhadap penyakit.
Salah satu dampak buruk kurang tidur bagi remaja ialah sulit berkonsentrasi. Tidur sangat berperan penting dalam proses belajar dan berpikir.
Kalau kamu tidak memiliki waktu tidur yang cukup dan teratur maka bisa mengakibatkan kemampuan kognitif kamu akan terganggu. Hal ini akan berdampak kepada tingkat kewaspadaan, perhatian, penalaran dan pemecahan masalah.
Penurunan konsentrasi dapat ditandai dengan sering lupa, hilang fokus saat berkendara, dan lain-lain.
Kurang tidur dengan kesehatan mental cenderung ada kaitannya. Ini karena keduanya saling berkaitan satu sama lain.
Dampak buruk kurang tidur bagi kesehatan mental yaitu kurang mampu mengendalikan emosi, depresi, gangguan hiperaktivitas, gangguan kecemasan, sampai dengan gangguan bipolar.
Saat tidur, sel-sel di tubuh mengalami regenerasi termasuk sel kulit. Jika siswa SMP atau SMA terus terjaga, maka akan mengganggu proses regenerasi tersebut.
Maka, dampaknya kulit akan nampak tidak sehat, timbul permasalahan kulit, bahkan penampilan akan tampak lebih tua.
Baca juga: Ahli Gizi UGM: Ini Pilihan Menu Sehat Selama Puasa Ramadhan
Tak hanya mudah terserang penyakit, jika kamu kurang tidur maka dapat menyebabkan obesitas atau kegemukan. Hal ini berkaitan dengan perubahan durasi tidur dan metabolisme tubuh.
Pada orang dewasa, tidur sekitar 4 jam sehari dapat meningkatkan rasa lapar dan nafsu makan, terutama pada makanan tinggi karbohidrat dan tinggi kalori. Hal ini juga bisa terjadi pada anak-anak dan remaja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.