Ia memberi contoh, banyak diskusi dan obrolan terkait parameter kesuksesan bagi anak muda. Jadi, anak muda dianggap sukses jika di usia 20-an tahun sudah memiliki penghasilan atau usaha sendiri. Karena wacana di media sosial tersebut orang mulai membandingkan dirinya.
Baca juga: Webinar UGM: Pentingnya Gizi Seimbang dengan Menerapkan Isi Piringku
"Akhirnya membandingkan dirinya, sudah usia 30 tahun tetapi belum ada bisnis sendiri dan mulai insecure karena hidup tidak sesuai harapan kebanyakan orang," tuturnya.
Ternyata, kata Novi, kondisi ini terjadi karena seseorang belum memiliki kesadaran akan identitas diri sendiri.
Di usia remaja seseorang harus mengenal dirinya, jika diberikan ruang untuk mengenal dirinya maka akan memiliki kesadaran diri terhadap dirinya.
Jika kesadaran diri ini sudah dimiliki, maka identitas diri bisa terbentuk baik sehingga tidak akan cemas pendapat orang lain dan tidak takut berbeda.
"Rata-rata orang Indonesa sekarang mengalami FOPO, takut dinilai jelek, salah, dan gagal," urainya.
Maka dari itu, jika ketakutan akan pendapat orang lain ini terus berlanjut bisa mengakibatkan gangguan kecemasan sosial.
Kondisi tersebut bisa memunculkan dampak negatif bagi kesehatan mental seperti mudah stres apabila mengalami kegagalan.
Selain itu juga menjadikan seseorang tidak mengetahui apa yang menjadi keinginan diri karena semua yang dilakukan untuk memenuhi harapan publik.
Baca juga: Ikut UTBK 2023, Peserta Gap Year Ini Coba Keberuntungan di Kedokteran UGM
Agar terhindar dari FOPO, ia memberikan cara atau upaya yang bisa dilakukan seseorang, yakni:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.