Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UPI: Teknologi AI Bisa Dimanfaatkan untuk Kemajuan Bidang Olahraga

Kompas.com - 31/05/2023, 12:07 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang pesat. Pada era Revolusi Industri 4.0, pesatnya perkembangan teknologi salah satunya ditandai dengan hadirnya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang menawarkan sejumlah solusi.

Perkembangan AI yang kini populer ialah GPT-3, yakni sebuah model bahasa yang dikembangkan oleh OpenAI yang mampu menciptakan gambar dari perintah kata-kata, dan ChatGPT yang mampu memahami instruksi kompleks dan mengingat percakapan.

Guru Besar Ilmu Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Agus Rusdiana menjelaskan, gairah pengembangan AI dimulai setelah John Hopfield dan David Rumelhart berhasil mengenalkan teknik deep learning yang memungkinkan komputer untuk belajar berdasarkan pengalaman.

Baca juga: Jaga Kredibilitas PTN BH, UPI Kerek Pembangunan SDM hingga Infrastruktur

"Teknik ini kemudian diaplikasikan dalam teknologi Expert System yang pertama kali diperkenalkan oleh Edward Feigenbaum, dimana sistem ini dirancang untuk dapat mempelajari semua keputusan yang dilakukan oleh seorang ahli di bidang tertentu. Setelah mempelajarinya, dapat memberikan arahan atau jawaban apabila diberikan pertanyaan permasalahan pada bidang tersebut," ujar Prof. Agus Rusdiana dalam keterangannya.

Teknologi ini pun mendapat tanggapan positif di bidang kesehatan, keuangan, hingga militer karena bisa membantu manusia memecahkan sejumlah persoalan.

Momen monumental pengembangan AI selanjutnya terjadi pada tahun 1997. Pada tahun tersebut, program AI bernama Deep Blue dari IBM Computer berhasil mengalahkan juara dunia catur, Garry Kasparov, dalam sebuah pertandingan catur. Kemenangan Deep Blue ini menuai kehebohan di penjuru dunia karena menyadarkan publik bahwa potensi AI yang luar biasa.

Pemanfaatan AI dalam keolahragaan

Prof. Agus mengatakan, teknologi AI juga memberikan dampak yang signifikan dalam perkembangan kemajuan olahraga saat ini.

Baca juga: Siapkah Kampus Indonesia Menjadi Kampus Bebas Asap Rokok?

Dalam bidang sport analysis performance dan sport biomechanics misalnya, AI banyak digunakan dalam menganalisis data kinerja atlet, baik selama latihan maupun pertandingan.

"Dengan memanfaatkan sensor, kamera, motion capture system dan perangkat pelacakan, AI dapat mengumpulkan data tentang gerakan, kecepatan, kekuatan, dan teknik atlet. Data ini kemudian dianalisis untuk memberikan wawasan tentang kinerja atlet dan membantu dalam perbaikan teknik dan strategi," tuturnya.

Ia menjelaskan, AI dapat menganalisis data pertandingan dari tim lawan dan memberikan wawasan tentang pola permainan, kelemahan, dan kekuatan mereka.

Hal ini membantu pelatih dan manajer dalam merencanakan taktik dan strategi yang lebih efektif. AI juga dapat memberikan rekomendasi taktik selama pertandingan berlangsung, berdasarkan real time data analysis.

Kemudian, lanjut dia, dalam bidang sport injury and rehabilitation, AI dapat membantu dalam pencegahan cedera atlet dengan menganalisis data kesehatan dan pola latihan mereka.

Baca juga: 12 Jurusan Paling Diminati di UPI, Cek Sebelum Daftar SNBT 2023

Selain itu, Prof. Agus Rusdiana mengatakan AI juga dapat memberikan rekomendasi tentang manajemen pemulihan yang optimal setelah cedera, berdasarkan pemantauan dan analisis data pemulihan atlet.

"AI juga banyak dimanfaatkan dalam mengidentifikasi bakat atlet potensial di masa depan dengan memanfaatkan berbagai sumber data fisiologis, psikologis, anatomis, biomotorik, antropometrik, dan genetik. Hal ini tentu dapat membantu cabang olahraga ketika akan melakukan investasi terhadap pemain tertentu di masa yang akan datang," tuturnya.

Tidak hanya itu, pemanfaatan teknologi AI dapat digunakan untuk sistem pengambilan keputusan yang adil, seperti dalam olahraga permainan tenis, teknologi "Hawk-Eye" untuk menghitung dengan akurat apakah bola melampaui garis lapangan atau tidak.

Dalam sepak bola sendiri, VAR (Video Assistant Referee) untuk membantu wasit dalam pengambilan keputusan kontroversial.

"AI juga digunakan dalam pengelolaan stadion, termasuk pengaturan lalu lintas dan parkir, manajemen tiket, dan pengawasan keamanan. Sistem pengenalan wajah berbasis AI dapat membantu dalam identifikasi penonton dan pemantauan keamanan secara real time," imbuhnya.

(Penulis: Prof. Agus Rusdiana, S.Pd., MA., Ph.D)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau