Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/08/2023, 19:00 WIB
Theresia Aprilie,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS. com - Dalam dunia akademik yang kompetitif, anak sering kali dihadapkan pada tuntutan yang tinggi untuk mencapai prestasi akademis.

Namun, tuntutan akademis yang tinggi seringkali mengabaikan kesejahteraan emosional dan mental mereka. Bahkan tuntutan ini menuntun anak untuk terus belajar tanpa memberikan kesempatan untuk menggali potensi lain yang ada dalam diri mereka.

Padahal keseimbangan antara kehidupan belajar dan kehidupan pribadi merupakan hal yang penting.

Baca juga: Tips Jaga Keseimbangan Kuliah Sambil Kerja bagi Mahasiswa

"Keseimbangan antara kehidupan belajar dan kehidupan pribadi itu penting. Karena menjadi seorang siswa bukanlah status melainkan sebuah fase. Fase di mana anak-anak memerlukan kebebasan untuk menjelajahi kehidupan dan menemukan apa yang mereka sukai baik di dalam maupun di luar sekolah," ujar Fernando Uffie, Founder dan CEO Kelas Pintar saat membuka Media Talkshow dengan tema Study Life Balance, Selasa (22/08/2023).

Di sinilah perlu adanya study life balance bagi anak. Study life balance merupakan konsep yang berfokus untuk mencari keseimbangan waktu yang dihabiskan untuk belajar atau akademis dengan waktu untuk kegiatan pribadi, rekreasi, dan keluarga.

Dalam hal ini, study life balance membantu seorang anak untuk mencapai kesejahteran emosional dan sehat secara mental. Sehingga, mereka dapat bertumbuh kembang secara optimal.

Baca juga: 10 Negara dengan Work-Life Balance Terbaik, Mahasiswa Harus Tahu

Sayangnya, terkadang orang tua dan guru tidak memberikan anak kesempatan untuk merealisasikan study life balance. Akibatnya, anak bisa merasa stress hingga berujung pada depresi.

"Anak-anak yang mengalami tekanan berlebihan dalam belajar tanpa cukup waktu untuk beristirahat dan bermain, mungkin mengalami kelelahan fisik dan mental. Keseimbangan yang buruk tersebut dapat berdampak pada stres, kecemasan, penurunan motivasi dalam belajar, hingga depresi," jelas Caesilia Ika, Psikolog Pendidikan serta Konselor Anak dan Remaja.

Lebih lanjut, Ia menekankan pentingnya bagi orang tua untuk mendukung anak merealisasikan study life balance.

Terdapat 5 tips yang dapat dipraktikkan oleh orangtua guna mendorong study life balance anak.

Baca juga: Kondisi Udara Jakarta Buruk, Dosen UM: Picu Depresi hingga Kanker

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com