KOMPAS.com - Pelajar zaman sekarang tidak bisa dipisahkan dengan kemajuan teknologi. Termasuk keberadaan media sosial (medsos).
Namun dalam menggunakan media sosial, pelajar juga harus bersikap bijaksana. Dekan FISH yang diwakili Silkania Swarizona mengatakan, di era kemajuan digital saat ini, seseorang harus menjadi cakap digital.
Permasalahan yang acap kali muncul seperti intoleran dan radikalisme, bisa teratasi dengan meningkatkan kualitas literasi digital.
Para siswa diharapkan mau belajar bersama menjadi pelajar yang cakap digital. Selain itu juga mampu menjadi representative pelajar cakap digital agar bisa berkolaborasi dengan siswa dari sekolah lain untuk berbagi ilmu yang diperoleh.
Baca juga: Lulusan SMA/MA Bisa Daftar Akpol Berpangkat Ipda, Berikut Syaratnya
Menurut Silkania, kemajuan teknologi digital membawa dampak positif juga negatif. Namun sayangnya, dampak negatif seperti kecanduan konsumsi layar ponsel, stres atau gangguan mental health lebih sering timbul ketimbang dampak positifnya.
"Di dunia digital seringkali secara tidak sadar seseorang seenaknya melontarkan komentar bernada benci, body shaming, maupun tindakan bullying lainnya dikarenakan tidak mengerti apa sebenarnya makna dari belajar literasi digital, cakap digital," terang Silkania seperti dikutip dari laman Unesa, Sabtu (16/9/2023).
Literasi digital, lanjut dia, merupakan kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan, berkomunikasi, mengevaluasi, dan membuat informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital.
Baginya, hidup di dunia maya tidak berbeda dengan kehidupan nyata. Keduanya harus menerapkan nilai-nilai Pancasila.
"Sesederhana tidak menghina orang lain, menghormati agama orang lain, tidak menghina karya orang lain, hal itu masih sering dilakukan secara tidak sadar oleh masyarakat penikmat media sosial saat ini," ungkapnya.
Baca juga: Apakah Lulusan SMK Bisa Masuk Akmil atau Akpol?
Menjadi masyarakat digital atau biasa disebut digital citizenship harus punya tiga hal, yakni:
1. Critical thinking
Pertama, critical thinking, yang berarti menjadi masyarakat digital harus bisa berpikir kritis terhadap apa yang diunggah atau diunduh dari internet.
"Ketika ada informasi yang diragukan kebenarannya, kemudian seseorang pergi melihat dan mencari informasi dari berbagai perspektif. Itu salah satu bentuk kritis dalam menyikapi suatu fenomena," jelasnya.
2. Being safe
Kedua, being safe yang berarti memperhatikan keamanan dan data pribadi. Bukan hanya dalam keamanan digital, tentang memposting apapun, juga harus hati-hati.