Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Lubang Buaya, Info bagi Siswa Balajar Sejarah G-30-S PKI

Kompas.com - 29/09/2023, 14:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Dalam tragedi itu, tujuh pahlawan revolusi gugur dan dibuang serta dimasukkan ke dalam sebuah sumur yang berdiameter 75 cm dengan kedalaman 12 meter.

Gerakan penghianatan yang menewaskan enam jenderal tersebut dipimpin langsung oleh pimpinan PKI kala itu yaitu DN Aidit.

Dalam menjalankan misinya, DN Aidit juga melibatkan sebagian pasukan Tjakrabirawa yang dipimpin oleh Letkol Untung Syamsuri yang merupakan Komandan Batalyon I.

Baca juga: Hari Tani Nasional 24 September, Ini Sejarah dan Latar Belakangnya

Sebelum melakukan misinya, pasukan G-30-S PKI dibagi dalam tiga kelompok yaitu Pasopati, Bimasakti, dan Pringgondani yang dipimpin oleh perwira dari Tjakrabirawa anak buah Letkol Untung.

Pasopati adalah pasukan yang terdiri dari 250 anggota Tjakrabirawa dan mempunyai tugas utama dalam melakukan penculikan serta pembunuhan pada delapan Jenderal AD yang sudah ditargetkan, yakni:

  1. Jenderal Abdul Haris Nasution
  2. Jenderal TNI Ahmad Yani
  3. Letnan Jenderal Anumerta Suprapto
  4. Letnan Jenderal Anumerta M.T. Haryono
  5. Letnan Jenderal S. Parman
  6. Brigadir Jenderal Isaac Panjaitan
  7. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
  8. Brigadir Jenderal Ahmad Soekendro

Akan tetapi, Brigadir Jenderal Ahmad Soekendro lolos karena sedang melawat ke Cina.

Dalam penculikan tersebut, tiga dari tujuh jenderal telah dibunuh di rumah mereka masing-masing yaitu Ahmad Yani, M.T. Haryono, dan D.I. Panjaitan.

Sedangkan tiga target lainnya seperti Soeprapto, S. Parman dan Sutoyo ditangkap dalam keadaan hidup.

Sedang Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil lolos dari target utama penculikan.

Namun putrinya yang bernama Ade Irma Suryani meninggal dunia dan ajudannya Lettu Pierre Tendean yang dikira Nasution ikut diculik bersama tiga jenderal lainnya.

Menurut Yutharyani, Perwira Seksi Pembimbingan Informasi Monumen Pancasila Sakti dari TNI AD, menyebutkan bahwa tiga jenderal yang masih hidup termasuk Pierre Tendean dibawa ke rumah penyiksaan.

Rumah penyiksaan itu merupakan sebuah rumah milik seorang warga yang tinggal di lubang buaya.

Tetapi sebelum dibunuh, para jenderal yang diculik diminta untuk menandatangani yang namanya Dewan Jenderal, namun mereka menolak.

Pada saat itulah, kelompok penghianat tersebut mulai melakukan penyiksaan hingga para jenderal tewas dibunuh.

Namun dalam keadaan antara hidup dan mati, tubuh para jenderal kemudian diseret menuju ke sebuah sumur di lubang buaya dan dimasukkan ke dalamnya.

Baca juga: Sejarah Hari Olahraga Nasional, Siswa Sudah Tahu?

Usai satu persatu tubuh para jenderal masuk ke dalam sumur, mereka lantas menembaki lubang tersebut untuk memastikan bahwa mayat para jenderal telah meninggal.

Jadi itulah sejarah lubang buaya yang berkaitan erat dengan peristiwa kelam G-30-S PKI yang terjadi pada 1965.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau