Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UMM Ungkap Hubungan Olahraga dan Serangan Jantung

Kompas.com - 21/11/2023, 15:50 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa kali ada peristiwa, seseorang yang terkena serangan jantung saat melakukan aktivitas olahraga.

Seperti diketahui bersama, serangan jantung adalah penyakit mematikan atau sering disebut juga "the silent killer".

Namun apakah benar olahraga memiliki hubungan dengan terjadinya serangan jantung?

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM), dr. Dedy Irawan memberikan penjelasannya.

dr. Dedy menjelaskan, benar adanya bahwa olahraga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan serangan jantung.

Baca juga: Penerimaan Mahasiswa Baru UMM 2024, Cek Jalur, Jadwal dan Biaya Kuliah

Berolahraga jadi salah satu faktor serangan jantung

Hal tersebut karena olahraga adalah aktivitas fisik yang menyebabkan aktivitas jantung meningkat. Meski demikian, tidak bisa dikatakan bahwa olahraga yang menyebabkan kematian.

"Perlu diperhatikan, tidak semua olahraga yang dilakukan itu sudah benar. Jenis olahraga orang yang sehat dengan dengan yang tidak sehat pasti berbeda," urai dr. Dedy seperti dikutip dari laman UMM, Selasa (21/11/2023).

dr. Dedy menekankan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ingin berolahraga.

Pertama, ketika berolahraga harus memilih yang sesuai dengan kemampuan. Bagi individu yang masih muda serta memiliki fisik yang kuat dan sehat bisa melakukan olahraga apapun. Berbeda dengan orang yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Kedua, olahraga rutin dan bertahap. Saat pertama kali berolahraga, kita tidak boleh langsung melakukan olahraga yang berat.

"Jika kita memaksakan berolahraga di luar kemampuan, maka jantung tidak akan kuat dan hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya serangan jantung," imbuhnya.

Baca juga: Dosen UMM: Ini Penyebab Anak Muda Suka Pinjol

Ketiga, penuhi cairan dan nutrisi. Saat berolahraga, seseorang pasti akan kehilangan banyak cairan sehingga menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit.

Jika terjadi gangguan elektrolit, maka akan terjadi gangguan irama jantung dan dapat menyebabkan serangan jantung. Gangguan irama jantung ialah kondisi dimana ritme jantung tidak teratur.

"Terakhir yang mungkin terjadi adalah, memiliki faktor risiko lainnya sehingga menyebabkan orang tersebut meninggal saat berolahraga," beber dia.

Tidak ada data penyebab serangan jantung di Indonesia

Dedy menambahkan, belum dapat dipastikan dengan baik penyebab serangan jantung di Indonesia, dikarenakan kurangnya data.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Cara Daftar Ulang Seleksi Mandiri ITB 2025, Cek Biaya UKT dan IPI
Cara Daftar Ulang Seleksi Mandiri ITB 2025, Cek Biaya UKT dan IPI
Edu
Hanya 2 UIN Masuk Daftar Kampus Terbaik Dunia 2025
Hanya 2 UIN Masuk Daftar Kampus Terbaik Dunia 2025
Edu
Sekolah Islam Al Azhar Jakapermai Gandeng Cambridge Perkuat Standar Pendidikan Global
Sekolah Islam Al Azhar Jakapermai Gandeng Cambridge Perkuat Standar Pendidikan Global
Edu
Profil Peneliti UGM yang Temukan 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Profil Peneliti UGM yang Temukan 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat
Edu
DIskusi Ilmiah FSI: Kawal Kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia Perlu Perkuat Kapasitas dan Diplomasi
DIskusi Ilmiah FSI: Kawal Kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia Perlu Perkuat Kapasitas dan Diplomasi
Edu
Menbud Fadli Zon: Sejarah Bukan Tentang Emosi, tapi Kejujuran
Menbud Fadli Zon: Sejarah Bukan Tentang Emosi, tapi Kejujuran
Edu
Soal Sumpah Jabatan Rektor UPI Pakai Bahasa Inggris, Kemendikti Buka Suara
Soal Sumpah Jabatan Rektor UPI Pakai Bahasa Inggris, Kemendikti Buka Suara
Edu
Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat Diumumkan, Klik https://kemensos.go.id/
Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat Diumumkan, Klik https://kemensos.go.id/
Edu
Kemenbud Dorong Budaya Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi dalam Diplomasi Indonesia-Polandia
Kemenbud Dorong Budaya Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi dalam Diplomasi Indonesia-Polandia
Edu
Buka Peluang Pelajar dan Dosen Kuliah ke Eropa, Pemerintah Gandeng Uni Eropa
Buka Peluang Pelajar dan Dosen Kuliah ke Eropa, Pemerintah Gandeng Uni Eropa
Edu
5 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan dan Bisa Mata Minus, Ada STAN dan STIN
5 Sekolah Kedinasan Tanpa Syarat Tinggi Badan dan Bisa Mata Minus, Ada STAN dan STIN
Edu
Besok Pengumuman SPMB Jateng 2025, Ini Cara Cek dan Jadwal Daftar Ulang
Besok Pengumuman SPMB Jateng 2025, Ini Cara Cek dan Jadwal Daftar Ulang
Edu
SPMB Jakarta 2025, Pendaftaran Sempat Terkendala karena KJP Tak Aktif
SPMB Jakarta 2025, Pendaftaran Sempat Terkendala karena KJP Tak Aktif
Edu
15 Kampus Terbaik Asia Tenggara 2026, Ada 4 PTN Indonesia
15 Kampus Terbaik Asia Tenggara 2026, Ada 4 PTN Indonesia
Edu
Orangtua Masih Keluhkan Pelaksanaan Sistem Online SPMB DKI Jakarta 2025
Orangtua Masih Keluhkan Pelaksanaan Sistem Online SPMB DKI Jakarta 2025
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau