Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Penurunan Angka Stunting, FKM UI Hadirkan Learning Center PDRC

Kompas.com - 27/11/2023, 13:30 WIB
Carissa Juwita,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stunting merupakan permasalahan dalam tumbuh kembang anak yang ditandai dengan kondisi kurangnya tinggi badan anak dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Stunting juga bisa menyebabkan menurunnya kecerdasan anak.

Salah satu penyebabnya stunting adalah kurangnya asupan nutrisi atau gizi selama seribu hari pertama dalam masa pertumbuhan balita.

Melihat permasalahan tersebut, (Positive Deviance Resource Center) FKM UI yang bekerjasama dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk membuat platform edukasi Learning Center PDRC FKM UI. Inisiatif ini juga ingin membantu mencapai target penurunan stunting hingga 14 persen di tahun 2024.

Baca juga: Lewat Desain Berbasis Masyarakat, Komunitas Diajak Berpartisipasi Atasi Stunting di Tanah Air

Platform tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para tenaga kesehatan, posyandu, mitra kesehatan lainnya terkait masalah asupan gizi terhadap anak. Mengingat, tenaga kesehatan menjadi sumber informasi terpercaya tentang kesehatan.

Platform ini bisa diakses secara online dan waktu pelatihannya sangat fleksibel melalui laman www.learningcenter-pdrcfkmui.id

Prof. Dr. Mondastri Korib Sudaryo, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI mengatakan bahwa stunting menjadi salah satu program utama dari learning center ini dan berupaya untuk mengatasi masalah-masalah stunting di Indonesia.

“Stunting menjadi masalah gizi yang berdampak besar terhadap kualitas gizi anak, dan platform ini didirikan sebagai respon kami secara akademisi yang melihat banyaknya kasus stunting di Indonesia dan menjadi perhatian kami,” kata Mondastri di Aula Gedung A Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI pada Kamis (23/11/2023).

Dengan hadirnya platform ini, diharapkan dapat mengurangi masalah-masalah stunting pada anak di Indonesia.

“Diharapkan edukasi ini dapat digunakan sebaik-baiknya kepada tenaga kesehatan dan posyandu dalam rangka mencegah stunting pada anak,” kata Mondastri.

Baca juga: 3 Jurusan Langka yang Hanya Ada di Universitas Indonesia

Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc., Ketua Positive Deviance Resources Center dan Wakil Dekan bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Penelitian FKM UI mengatakan bahwa akademisi juga harus turut serta dalam memberikan edukasi serta pelatihan terhadap tenaga kesehatan.

“Dalam 10 tahun terakhir, stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada balita di Indonesia,” kata Asih.

“Sebagai akademisi, kami merasa bertanggung jawab dan perlu mengambil peran untuk dapat memfasilitasi pemberian edukasi atau pelatihan terhadap tenaga kesehatan di Indonesia,” kata Asih.

Dalam acara turut hadir Prof. dr. Endang L. Achadi, salah satu penggagas pengembangan platform Learning Center PDRC FKM UI mengatakan bahwa sudah banyak program-program lain yang hadir untuk mengatasi permasalahan stunting tetapi belum mendapatkan dampak yang signifikan.

“Namun, cakupan dari program-program tersebut masih tergolong rendah yang menunjukkan bahwa pemahaman tentang stunting dan faktor penyebabnya masih kurang dipahami oleh masyarakat, “ kata Endang.

Baca juga: Kemendikbud: Ini 2 Akar Masalah Ketimpangan Sekolah Negeri

Pada platform ini, selain konten tentang stunting terdapat konten-konten lain seputar edukasi gizi. Kontennya meliputi anemia pada ibu hamil, pedoman singkat pemberian makanan bayi dan anak. Konten tersebut disajikan dalam bentuk buku saku digital, dan video animasi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Perkuat Pendidikan Berkualitas di Bengkulu, Yodanland Group Hadirkan Middle School HighScope Indonesia
Perkuat Pendidikan Berkualitas di Bengkulu, Yodanland Group Hadirkan Middle School HighScope Indonesia
Edu
Hari Lahir Pancasila, Gerakan Pramuka Tegaskan Komitmen Jadi Pengawal Pancasila
Hari Lahir Pancasila, Gerakan Pramuka Tegaskan Komitmen Jadi Pengawal Pancasila
Edu
10 Jurusan Terketat ITS di UTBK SNBT 2025, Referensi Daftar Jalur Mandiri
10 Jurusan Terketat ITS di UTBK SNBT 2025, Referensi Daftar Jalur Mandiri
Edu
Biaya Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, untuk Apa Saja?
Biaya Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, untuk Apa Saja?
Edu
Ada Beasiswa Pakai Nilai UTBK 2025 di Telkom University, Ini Syaratnya
Ada Beasiswa Pakai Nilai UTBK 2025 di Telkom University, Ini Syaratnya
Edu
Kembangkan Ekosistem Pembelajaran Digital Inklusif, UT Raih 'Digital Innovation in Education'
Kembangkan Ekosistem Pembelajaran Digital Inklusif, UT Raih "Digital Innovation in Education"
Edu
Anggaran Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, Dapat Seragam hingga Laptop
Anggaran Sekolah Rakyat Rp 48,2 Juta Tiap Siswa Per Tahun, Dapat Seragam hingga Laptop
Edu
Cek Dokumen yang Jadi Syarat Umum dan Khusus Daftar SPMB Jabar 2025
Cek Dokumen yang Jadi Syarat Umum dan Khusus Daftar SPMB Jabar 2025
Edu
Universitas Matana Buka Peluang Beasiswa lewat Program Tukar Kartu SNBT
Universitas Matana Buka Peluang Beasiswa lewat Program Tukar Kartu SNBT
Edu
Unika Atma Jaya Gelar 'Open House' di Dua Kampus, Hadirkan Program Beasiswa Menarik
Unika Atma Jaya Gelar "Open House" di Dua Kampus, Hadirkan Program Beasiswa Menarik
Edu
Cek 10 Jurusan Terfavorit dan Terketat IPB Jalur SNBP dan UTBK SNBT 2025
Cek 10 Jurusan Terfavorit dan Terketat IPB Jalur SNBP dan UTBK SNBT 2025
Edu
Kebijakan Trump Picu Gangguan Mental dan Beri Tekanan bagi Mahasiswa Asing di Harvard
Kebijakan Trump Picu Gangguan Mental dan Beri Tekanan bagi Mahasiswa Asing di Harvard
Edu
Gagal UTBK SNBT 2025? Coba Daftar di 42 PTS dan Sekolah Kedinasan Ini
Gagal UTBK SNBT 2025? Coba Daftar di 42 PTS dan Sekolah Kedinasan Ini
Edu
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, Momentum Refocusing Anggaran Pendidikan
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, Momentum Refocusing Anggaran Pendidikan
Edu
Jangan Pernah Anggap Enteng Perilaku Bullying yang Terjadi
Jangan Pernah Anggap Enteng Perilaku Bullying yang Terjadi
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau