KOMPAS.com - Ada kacamata yang bisa membantu penyandang tunarungu beraktivitas. Inovasi ini adalah Tulibot Smart Glasses, sebuah kacamata pintar yang ditujukan untuk memudahkan komunikasi penyandang tunarungu buatan alumnus Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Salah satu pengembang dalam tim Tulibot, Muhammad Alan Nur, mengatakan bahwa Tulibot Smart Glasses merupakan kacamata pintar yang menggabungkan antara aplikasi dan smart glasses.
Baca juga: Data Analyst Jadi Profesi Paling Dibutuhkan, Ini Rekomendasi Jurusan Kuliahnya
Tulibot Smart Glasses bisa mendeteksi audio dari sekitar penyandang tunarungu. Bahkan bisa muncul subtitle melalui teknologi pengenalan suara canggih.
Teks secara otomatis muncul di lensa kacamata secara real-time. Penggunanya sendiri seperti menonton film bersubtitle saat menggunakan kacamata ini.
Bahkan penggunanya bisa membaca apa yang dikatakannya dalam bentuk subtitle saat berinteraksi. Sehingga bisa meningkatkan kemampuan mereka untuk mengikuti percakapan dan memfasilitasi inklusi sosial.
Selain itu, sistem ini juga dapat mengidentifikasi siapa yang sedang berbicara dan memberikan konteks yang lebih jelas dalam percakapan.
“Tujuan pengembangan Tulibot ini adalah untuk membuat komunikasi dapat diakses dengan mudah oleh orang-orang dengan gangguan pendengaran,” kata Muhammad Alan Nur, dilansir dari laman Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.
Baca juga: Pakar UMM: Tahun 2024 Bakal Didominasi Pekerjaan Online
Tak hanya untuk berkomunikasi untuk dua orang, tetapi penggunaan kacamata ini bisa diterapkan saat penyandang tunarungu sedang berdiskusi dalam satu kelompok.
Muhammad Alan mengatakan kacamata ini bisa membuat subtitle secara real-time untuk diskusi kelompok, pertemuan, dan interaksi sehari-hari. Dengan demikian kehadiran perangkat ini dapat mendorong inklusivitas.
Tulibot sendiri digagas sejak tahun 2017. Kala itu Muhammad Akan sedang makan di warung dan dilayani oleh seorang penjual yang memiliki keterbatasan untuk mendengar.
Teknologi ini sendiri sudah membantu ratusan penyandang tunarungu. Sebab penggunanya bisa mendapatkan subtitle dari lawan bicara hanya dalam waktu kurang dari satu detik saja.
“Setiap hari Tulibot membantu lebih dari ribuan orang dan organisasi terkemuka membangun masyarakat yang lebih inklusif,” kata Muhammad Alan.
Tentu saja ini memudahkan mereka untuk berinteraksi lebih cepat. Selain itu untuk mendobrak hambatan komunikasi, dan mendorong inklusi sosial.
“Harapan dan misi kami adalah memastikan bahwa setiap orang dapat berpartisipasi dan didengarkan, merevolusi cara kita berkomunikasi dan terhubung di dunia yang beragam,” kata Muhammad Alan.
Ia juga menambah Tulibot akan mendukung individu penyandang disabilitas pendengaran melalui solusi ucapan-ke-teks dan kacamata pintar inovatif yang secara langsung mentranskripsikan bahasa lisan menjadi teks. Target pasar untuk Tulibot merupakan penyandang disabilitas pendengaran.
Tulibot rencananya akan hadir di pameran VOKASIFEST 2023 bertema “Mewujudkan SDM Unggul untuk Indonesia Emas 2045” pada 11—12 Desember 2023 mendatang.
Acara yang digelar Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi ini akan menyajikan berbagai kegiatan mulai dari pameran, talkshow, workshop, hingga pasar senggol yang menyajikan berbagai produk-produk karya insan vokasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.