Mendikbud: Ujian Sukses bila Kerahasiaan Naskah Terjaga

Kompas.com - 13/04/2014, 18:52 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kerahasiaan naskah kerap menjadi sorotan tiap kali penyelenggaraan Ujian Nasional. Bahkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohamad Nuh menegaskan, kesuksesan UN ditandai dengan tidak adanya kebocoran soal.

"Naskah ini harus dijamin kerasahaiannya. Ujian ini sukses kalau naskah terjaga kerahasiaan," ujarnya di sela inspeksi mendadak (sidak) ke SMA 35 Jakarta, Minggu (13/4/2014).

Oleh karena itu, lanjut Nuh, penjagaan kerahasiaan naskah dimulai dari awal percetakan. Pada tahap ini, pengawasan pencetakan dilakukan selama 24 jam hingga naskah soal siap dikirim.

Adapun pengawasan terdiri dari 3 komponen yakni perguruan tinggi, kepolisian dan Dinas Pendidikan. "Tidak sembarang orang bisa masuk ke percetakan," kata Nuh.

Dalam wawancara terpisah, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemendikbud Furqon mengibaratkan masuk ke percetakan naskah UN layaknya masuk ke dalam pesawat.

Furqon menjelaskan pemeriksaan yang dilakukan sebelum masuk sangat detail. Ke dalamnya dilarang membawa benda apapun ke dalam termasuk dompet, tas, bahkan sehelai kertas.

"Masuk ke percetakan lebih ketat daripada masuk bank, semacam mau masuk pesawat," ujarnya.

Selain naskah soal, kebocoran juga dicegah pada kunci jawaban. Pengamanan kunci jawaban, serupa halnya dengan naskah soal. Nuh memaparkan, nantinya kunci jawaban bisa dibeberkan, namun setelah pengoreksian lembar jawaban UN rampung.

"Kunci jawaban akan disampaikan setelah dipindai, di scan, setelah pengoreksian LJU sudah selesai semua," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau