KOMPAS.com - Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Solo berdiri tahun 1968 sebagai lembaga pendidikan vokasi, mempersiapkan calon tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Sejak tahun 2011, ATMI berubah menjadi Politeknik ATMI Surakarta. Genap berusia 50 tahun pada tahun 2018 ini, ATMI tetap konsisten mempertahankan kualitas mutu lulusan, dengan satu mesin satu mahasiswa dan fokus pada pendidikan praktek.
Sejak berdiri tahun 1968, ATMI telah meluluskan 3.508 mahasiswa yang tersebar di berbagai perusahaan dalam dan luar negeri. Tidak hanya itu, ATMI juga telah menyediakan tempat praktek baik instruktur maupun siswa bagi lebih dari 20 SMK, 20 lembaga tinggi pendidikan vokasi dan 19 industri.
Setidaknya sudah ada 750 industri menjalin kerjasama dengan ATMI sejak ATMI berdiri sebagai perintis pendidikan tinggi vokasi. Tidak hanya itu, ATMI juga telah membantu pendirian lembaga vokasi lain, diantaranya; Polman Bandung, Polman Astra, Puslastek UCC Tangerang, PT Sugar Group Lampung.
Sebagai ungkapan syukur atas Perayaan Ulang Tahun ke-50 ini, ATMI mengadakan berbagai rangkaian acara sejak September 2017.
Baca juga: Antisipasi Revolusi Industri 4.0, Pemerintah Benahi Pendidikan Vokasi
Salah satu acara adalah penerbitan buku Romo Casutt SJ (direktur ATMI 1971-2000). Buku ini diterbitkan bukan untuk mengkultuskan sosok pria kelahiran Swiss tetapi untuk mengangkat sejarah ATMI dalam mengarungi sejarah dan melestarikan nilai-nilai kehidupan yang diwariskan oleh Romo Casutt di kepada anak didiknya di tanah kelahiran keduanya, Indonesia.
Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas ini diluncurkan Senin, 29 Januari 2018 di Jakarta.
Puncak rangkaian acara diadakan Sabtu, 29 September 2018. Pada pagi hari diadakan Perayaan Ekaristi di Kampus Politeknik ATMI Surakarta dipimpin Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko didampingi 26 pastor yang telah mendampingi dan berkarya di ATMI.
Puncak acara diadakan malam seni berupa Music Concert "TIMUR", Inspired by Father Casutt’s Mission of Life” oleh Peni Candra Rini dengan tema “Kobarkan Api Vokasi”.
Pagelaran seni ini menampilkan 12 komposisi lagu dalam iringan gamelan Jawa dipadu dengan musik kontemporer. Lagu-lagu ini menceritakan tentang Romo Casutt, sejarah ATMI, dan pesan nilai-nilai kehidupan yang diberikan ATMI kepada lulusan- lulusannya.
Peni Candra Rini adalah seorang komposer, pencipta lagu, sinden, penyanyi kontemporer, dan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. Sebagai penggiat seni, Peni telah tampil di berbagai panggung tidak hanya di Indonesia tetapi internasional.
Sosok Pastor atau Romo Cassut SJ menjadi filosofi itulah yang melatarbelakangi penciptaan dan pertunjukan musik “Timur”. Pertunjukan ini menjadi sebuah karya musik menggabungkan karakter Timur dan Barat agar bisa menyampaikan pesan kehidupan Romo Casutt, SJ.