Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan "Lebay" Memuji Anak, Perhatikan 5 Hal Ini

Kompas.com - 24/10/2018, 23:22 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Memuji anak perlu dilakukan orangtua. Mendapat pujian orangtua diyakini membuat anak percaya diri, penuh semangat, dan punya motivasi tinggi berprestasi. 

Catherine Scott dalam buku "Learn to Teach: Teach to Learn" menyebutkan, pujian yang tidak tepat, apalagi berlebihan atau "lebay" bisa menyebabkan anak menjadi sombong, terlalu fokus pada hak, dan suka menyalahkan orang lain ketika mengalami kesulitan.

Lalu memuji seperti apa yang tepat?

Psikolog dan Master bidang human resources yang mendalami bidang Neuro Linguistic Programming dan Brain Development, Okina Fitriani, dalam bukunya The Secret Of Enlightening Parenting menyampaikan 5 hal yang perlu diperhatikan:

1. Menjadi "detektif" kebaikan

Perhatikan setiap hari, kebaikan apa yang pernah dilakukan anak, meski itu sepele dan sederhana, seperti tersenyum saat berbicara dengan orangtua, mengucapkan doa setelah makan, rukun dengan saudara dan teman, berangkat sekolah tanpa mengeluh, atau sekadar menutup keran air.

Baca juga: Pilih Orangtua Tipe Helikopter atau Bebas-bebas Saja?

 

Sering kali orangtua menganggap hal itu biasa-biasa saja sehingga tidak memuji si anak. Padahal memuji hal-hal kecil yang sudah baik akan memunculkan dorongan anak melakukan hal-hal baik lain yang sama atau lebih besar.

Contohnya: “Bagus sekali Kakak sudah meletakkan sepatu di rak sepulang sekolah, rumah kita jadi rapi.” atau “Wah…kalian berdua bermain dengan akur dan berbagi. Mama bahagia kalian saling menghargai dan menyayangi.”

 2. Buatlah catatan kebaikan.

Orangtua perlu mencatat semua kebaikan yang pernah dilakukan anak, sekecil dan sesepele apapun. Ingatlah catatan kebaikan itu ketika anak melakukan suatu kesalahan dan jangan sampai kesalahan anak yang kecil itu menghapus semua kebaikan yang pernah dilakukannya.

Catatan kebaikan memudahkan orangtua untuk bersyukur terhadap anak. Kebanyakan konflik orangtua dengan anak disebabkan orangtua sibuk menuntut anak melakukan ini dan itu, tapi sangat sedikit bersyukur.

3. Memuji perilaku anak 

Pujilah perilaku, usaha, dan sikap anak, bukan karakternya. Memuji perilaku, usaha, dan sikap, membuat anak merasa yakin bahwa ia mempunyai kendali atas perilakunya. Perilaku adalah hasil usaha, bukan sesuatu yang melekat, bersifat genetik, dan tidak bisa diubah.

Dweck (2006), seorang profesor bidang psikologi di Stanford University, menemukan bahwa anak yang dipuji kepintarannya mudah frustrasi saat mengalami kegagalan dan tidak berani mengambil risiko.

Anak-anak yang dipuji usaha dan perilakunya, cepat bangkit saat tidak berhasil menyelesaikan sebuah tugas dan mau berusaha lebih keras pada kesempatan berikutnya. Memuji dengan kata-kata yang berlebihan akan mendatang rasa sombong dan menjerumuskan.

4. Menjelaskan sebab-akibat

Sampaikan konsekuensi positif dari perilaku baik itu. Menyatakan konsekuensi positif dari perilaku, usaha, dan sikap anak, berarti mengajarkan kepadanya untuk memahami sebab akibat dari sebuah perbuatan. Pilihlah konsekuensi yang kasat mata dan bukan berupa janji.

Tumbuhkan keyakinan, bahwa perbuatan baik anak bukan sekadar untuk menyenangkan orang lain termasuk orangtuanya sendiri, tetapi sebagai bagian dari tujuan hidup manusia.

5. Puji dengan kalimat sederhana 

Tiga, nyatakan pujian dalam kalimat sederhana yang mudah dipahami. Pujian yang dinyatakan dengan kalimat sederhana memberikan pesan yang jelas, perilaku apa yang diharapkan dan tidak berlebihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com