Iluni UI Fokus pada Dukungan Psikososial untuk Penyintas Bencana

Kompas.com - 01/11/2018, 18:41 WIB
Josephus Primus,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu fokus Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) terkait bantuan kemanusiaan 3 wilayah bencana Sulawesi Tengah di Palu, Sigi, dan Donggala adalah pemberian dukungan psikososial bagi para penyintas bencana.

Endang Mariani, pengajar Fakultas Psikologi UI sekaligus Ketua Iluni UI dan Koordinator Program Community Development untuk Palu, Sigi dan Donggala mengemukakan hal tersebut pada pemaparan kegiatan tanggap bencana tersebut.

“Dukungan psikososial awal untuk para penyintas bencana di tahap tanggap darurat juga diberikan dengan menyasar pada kelompok rentan, anak-anak dan balita, wanita dan ibu hamil, orang tua dan para penyandang disabilitas,” jelasnya sebagaimana pernyataan tertulis kepada Kompas.com hari ini.

Dalam catatan yang disampaikan Endang, Iluni UI menggandeng Fakultas Kedokteran UI, Rumah Sakit Pusat Cipto Mangunkusumo (RSCM), Komunitas Biduan, Bale Nusa Indonesia, dan Gala Dana Palu, Sigi, dan Donggala untuk kegiatan kemanusiaan itu.

Kegiatan pengumpulan dana diprakarsai Triawan Munaf dan Loemongga Kartasasmita dengan melibatkan banyak relawan, termasuk musisi yang memberikan konser gratis sebagai bagian pengumpulan dana.  

Sementara itu, pada tahap tanggap darurat, kegiatan diawali gerak cepat Tim Medis RSCM/FKUI.

Baca juga: Tim UI Peduli Berikan Bantuan Logistik untuk Palu - Donggala

Para dokter dan tenaga kesehatan alumni UI tersebut  hadir di Palu dua hari (H+2)  setelah  bencana terjadi.

Iluni UI juga mengirim bantuan logistik berupa bahan makanan dan kebutuhan hidup para penyintas bencana di titik-titik pengungsian yang terdapat di sekitar kota Palu, Desa Bangga-kabupaten Sigi, Desa Lende dan Lende Tovea di Sirenja, serta desa Apemaliko di Sindue, Kabupaten Donggala.

Selanjutnya, Iluni UI juga sedang menyelesaikan pembangunan hunian sementara bagi masyarakat terkena bencana yang saat ini masih tinggal di tenda tenda darurat.

Rasa tenang, aman, dan nyaman
Suasana Masjid Al Amin diantara bangunan yang rusak akibat gempa dan tsunami di Wani, Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (14/10/2018). Masjid cagar budaya yang didirikan pada tahun 1906 di kawasan Kampung Arab tersebut masih kokoh berdiri seusai diterjang tsunami dan gempa.ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A Suasana Masjid Al Amin diantara bangunan yang rusak akibat gempa dan tsunami di Wani, Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (14/10/2018). Masjid cagar budaya yang didirikan pada tahun 1906 di kawasan Kampung Arab tersebut masih kokoh berdiri seusai diterjang tsunami dan gempa.

Lebih lanjut, Endang, doktor ke-115 Fakultas Psikologi UI tersebut mengatakan bantuan pertolongan pertama psikologis (Psychological First Aid) diberikan dengan mengacu pada prinsip-prinsip dasar yang utamanya memberikan rasa tenang, aman dan nyaman pada para penyintas bencana, setelah mereka mengalami kejadian traumatis yang menyebabkan sebagian besar terpaksa kehilangan rumah tinggal, harta benda dan bahkan orang-orang tercinta. 

Oleh karena itu, berbagai kegiatan pendampingan psikososial dan psikoedukasi diberikan dengan melibatkan para alumni UI yang memiliki berbagai latar belakang yang berbeda. Bukan hanya mereka yang berasal dari bidang ilmu psikologi, tetapi juga medis, ilmu sosial dan perilaku, teknik, dan bahkan ilmu-ilmu murni.

Selanjutnya, pendampingan bagi para penyintas bencana berlanjut pada proses asesmen. Proses yang dilakukan oleh Tim Community Development Iluni UI dan Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI bakal digunakan untuk merancang program lanjutan terstruktur dan terukur.

Pada bagian lain, saat sekolah-sekolah di lokasi bencana belum berfungsi normal, program yang dijalankan bagi anak-anak penyintas bencana adalah pengajaran kreatif di sekolah-sekolah darurat.

"Ini program berkesinambungan bukan program hit and run," imbuh Endang.

Pelayanan rumah sakit

Sementara itu, menurut penjelasan Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti, pihaknya bersama-sama FKUI melakukan pelayanan rumah sakit melalui kegiatan berupa triage bencana, operasi, layanan gawat darurat, transportasi dan mobilisasi pasien, perawatan pasien, pertolongan bayi, termasuk bayi prematur, konsultasi poliklinik, dukungan kesehatan jiwa, serta pelatihan-pelatihan untuk staf rumah sakit, di samping layanan kesehatan di kantong-kantong pengungsian.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau