UI dan Tokopedia Jadikan Kecerdasan Buatan "Nadi" Teknologi Masa Depan

Kompas.com - 01/04/2019, 23:26 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Indonesia (UI) dan Tokopedia menjalin kerja sama melalui Artificial Intelligence Center of Excellence (Pusat Unggulan Kecerdasan Buatan) yang diresmikan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikit) Mohamad Nasir di UI, Depok, Jawa Barat (28/3/2019).

Menristekdikti mengatakan Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) di bidang kecerdasan buatan (AI) baik secara kuantitas maupun kualitas.

Kolaborasi antara Universitas Indonesia dan Tokopedia merupakan langkah penting melahirkan ahli kecerdasan buatan di Indonesia yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan start up dan industri baik dalam maupun luar negeri.

"Nanti lulusan dari perguruan tinggi, dari UI bisa langsung dimanfaatkan industri, termasuk dalam hal ini Tokopedia. Kalau ini bisa dilakukan secara massif, maka Indonesia ke depan tidak akan mengalami kesulitan dalam sumber daya manusia," ujar Menristekdikti.

Tenaga ahli AI

Melalui rilis resmi Kemenristekdikti, Nasir menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan dunia kerja/industri. Perguruan tinggi harus dapat bersinergi dengan dunia industri agar tidak terjadi ‘gap’ antara lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan di dunia kerja.

Baca juga: Mochtar Riady: AI & Big Data Kunci Pendidikan di Era Revolusi 4.0

"Kemenristekdikti mendorong perguruan tinggi ke depan dapat berkolaborasi dengan industri sebagai pengguna. Kalau perguruan tinggi tidak pernah berkolaborasi dengan industri, itu akan mengalami gap yang luar biasa antara lulusan dengan penggunanya nanti," ungkap Menristekdikti.

Nasir menyampaikan saat ini perusahaan rintisan masih membutuhkan banyak tenaga ahli di bidang ilmu komputer dan sistem informasi, lebih spesifiknya dalam kecerdasan buatan. UI diharapkanmenjadi salah satu perguruan tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan ini masa mendatang.

Kolaborasi "unicorn"

Menristekdikti mendorong tidak hanya UI dan ITB saja saat ini sudah berkolaborasi dengan "unicorn" membentuk pusat penelitian dan pengembangan artificial intelligence, tapi perguruan tinggi lainnya juga turut berkompetisi untuk berkolaborasi dengan perusahaan pemula maupun perusahaan besar.

Dalam kesempatan sama Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis menyampaikan perguruan tinggi tidak boleh melihat perkembangan teknologi sebagai hambatan, namun harus dengan adaptif mengikuti perguruan tinggi tersebut melalui kolaborasi dengan industri.

"Kita tahu kehidupan kita sehari-hari sangat tergantung dari perkembangan teknologi. Itu tidak bisa kita hindari. Teknologi ini kita kenal dengan istilah industri 4.0, ada disruptive technology, yang mau tidak mau kita harus mengubah perilaku kita," ujarnya.

"Nadi" teknologi

Kepala Pejabat Eksekutif atau Chief Executive Officer (CEO) Tokopedia William Tanuwijaya menyampaikan diantara perkembangan teknologi yang perlu diantisipasi Indonesia, artificial intelligence akan menjadi dasar perkembangan teknologi masa depan untuk berbagai lini industri.

"Satu dekade yang lalu semuanya bicara tentang internet. Dua tahun lalu semuanya bicara tentang mobile internet, tahun ini mulai semuanya bicara tentang artificial intelligence," tegasnya.

Ia menambahkan, "Teknologi itu akan selalu berubah, namun AI ini menjadi nadi dari teknologi ke depan, dan itu tidak hanya di industri e-commerce saja, tapi juga di industri lainnya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Edu
FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

Edu
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau