Kerjasama UMN dan Kemendag Tingkatkan Nilai Tambah Ekspor Kerajinan

Kompas.com - 10/05/2019, 14:29 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Program studi (prodi) Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag) lewat Indonesia Design Visual Development Center melakukan upaya bersama meningkatkan nilai tambah produk ekspor Indonesia di sektor kerajinan

Kerjasama ini diperkuat dengan penandatangan kerja sama Kemendag dan UMN yang dilakukan Direktur Pengembangan Produk Ekspor (P2E) Kemendag Ari Satria dan Wakil Rektor IV Bidang Kerja Sama UMN Prof. Muliawati G. Siswanto di Auditorium Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada Kamis (9/5/2019).

Wakil Rektor IV UMN Prof. Muliawati G. Siswanto menyatakan kerja sama ini mengolaborasikan tiga komponen, yaitu Pemerintah, Industri dan Pendidikan.

Baca juga: Binus dan UMN Juara E-sports Tingkat Perguruan Tinggi

“Kerja sama ini mencakup unsur Pemerintah-Kemendag, Industri-Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Provinsi DKI Jakarta dan Pendidikan-UMN. Kami senang sekali diberi kesempatan ini," ujar Prof. Muliawati.

Prof. Muliawati juga menyampaikan harapannya, "Semoga kami bisa berkontribusi untuk meningkatkan nilai tambah produk ekspor Indonesia agar dapat bersaing di mancanegara."

Dalam kerja sama ini UMN akan memberikan rekomendasi kepada Kemendag berupa desainer komunikasi visual untuk pelaksanaan kegiatan Klinik Desain di IDDC yang sudah berjalan sejak 2017.

Sentuhan desain naikan nilai tambah

Pada kesempatan sama, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Arlinda menjelaskan Kemendag memiliki misi mendorong nilai ekspor non-migas, utamanya dari sektor kerajinan dengan cara memberikan nilai tambah pada produk.

Menurutnya, memperbaiki kualitas desain menjadi faktor penting jika menginginkan produk yang dijual memiliki harga tinggi.

“(Suatu produk) perlu sentuhan desain agar harganya lebih mahal. Salah satu yang masih saya ingat ketika karya anak bangsa menghasilkan satu produk desain kursi. Ketika dilakukan sentuhan desain, satu kursi saja nilainya mencapai 1.350 euro,” jelas Arlinda.

Direktur Pengembangan Produk Ekspor (P2E) Kemendag Ari Satria mengaskan hal yang sama. UMN bisa menjadi hub dan memberikan pendampingan kepada para pengrajin meningkatkan nilai tambah produknya melalui desain komunikasi visual.

“UMN bisa menjadi hub dan memberikan konsultasi desain kepada para pengrajin. Para konsultan UMN yang sudah menjadi konsultan di IDDC juga dapat memberikan konsultasi di UMN dengan mengikuti aturan atau standar dari Kemendag,” lanjut Ari.

Tembus pasar internasional lewat desain

Sementara itu, Ketua Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Provinsi DKI Jakarta Fery Farhati berharap melalui kerja sama ini produk-produk pengrajin ibukota dapat menembus pasar Internasional.

“Terimakasih sudah memberikan kesempatan pendampingan. Kami sebagai wadah pengrajin ibukota wajib mengembangkan program yang dapat meningkatkan kapasitas pengrajin. Sebuah produk kerajinan tentu tidak terlepas dari desain produk yang baik dan komunikasi visual yang baik. Kami harap produk kami bisa menembus pasar internasional,” tutup Fery.

IDDC merupakan wadah memfasilitasi dan memberikan pelayanan terkait pengembangan desain komunikasi visual.

Kerja sama antara Kemendag, Dekranasda Provinsi DKI Jakarta dan UMN diharapkan akan semakin mendorong kinerja ekspor non-migas Indonesia, khususnya sektor kerajinan. Kerja sama ini akan berlangsung selama dua tahun dan akan dievaluasi lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau