Kisah Perjuangan Farrel, Tunanetra Raih Nilai 100 UNBK dan Masuk UGM

Kompas.com - 04/01/2020, 13:03 WIB
Albertus Adit,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Kehilangan penglihatan, bukan akhir dari segalanya. Inilah yang menjadi pegangan hidup Alexander Farrel Rasendriya (18), penyandang tunanetra asal Klaten, Jawa Tengah.

Lulusan SMAN 3 Yogyakarta ini bahkan punya segudang prestasi. Salah satunya ialah meraih nilai 100 mata pelajaran Matematika pada Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2019.

Disamping itu, Farrel juga berhasil menduduki peringkat ketiga peraih total nilai tertinggi pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolahnya.

Ini dicapai Farrel di sekolah biasa (inklusif). Atau dia mampu bersaing dengan teman-teman yang bukan penyandang disabilitas, yakni di SMAN 3 Yogya yang termasuk salah satu sekolah favorit.

Baca juga: Kisah Perjuangan Husein dari UGM, Berprestasi dari Kursi Roda

Dirangkum dari Harian Kompas edisi Selasa, 21 Mei 2019, inilah kisah perjuangan hidup Farrel yang punya keterbatasan fisik tetapi berprestasi.

"Saya ingin membuktikan, meski ada kekurangan, kita tetap bisa punya kelebihan di hal lain. Saya berharap dengan hal ini teman-teman penyandang disabilitas lain termotivasi," kata Farrel di rumahnya di Gayamprit, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (15/5/2019).

Punya kemauan keras

Wali kelas Farrel, Padmana (56), mengenal muridnya itu sebagai sosok yang mau berusaha keras. Semangat belajarnya tinggi.

"Farrel cukup lancar mengikuti pelajaran dan bisa menerima dengan cepat. Saya mengajar mata pelajaran sejarah. Saat minta presentasi, dia bisa mempresentasikan dengan baik," ujarnya.

Ternyata, kemauan keras Farrel terlihat sejak awal menempuh pendidikan di sekolah itu. Ini bisa dilihat ketika semester pertama di kelas X, dia diantar orangtua dari Klaten ke Yogya berjarak 28 kilometer.

Namun mulai semester kedua hingga selesai sekolah, Farrel pilih indekos di Yogyakarta. Untuk mobilitas, termasuk ke sekolah, dia mengandalkan ojek daring.

Baca juga: Kisah Perjuangan Reza, Anak Sopir Lulus ITB IPK 3,98

Kehilangan mata sejak usia 5 tahun

Ibunda Farrel, Emil Tri Ratnasari (45) mengatakan, putra sulungnya kehilangan penglihatan akibat tumor mata. Farrel didiagnosis kena tumor mata di usia 16 bulan.

"Waktu itu mata kirinya kena 80 persen, sedang sebelah kanan masih bisa untuk melihat sampai usia 5 tahun. Namun, karena pertumbuhan tumornya ke belakang dan dikhawatirkan menyerang otak, jadi harus diangkat," kata Emil.

Saat diangkat kedua matanya, Farrel mengaku tak ingat bagaimana dia tidak bisa melihat. Namun yang jelas dia merasa bisa menerima semua itu.

Tak ada kekecewaan yang mendalam. Tetapi kedua orangtuanya selalu menyemangati bahwa kehilangan penglihatan itu bukan akhir dari segalanya.

"Saya diyakinkan bahwa selalu bisa lebih baik. Jadi, saya tabah. Orangtua, guru, dan teman-teman selama saya sekolah juga selalu mendukung. Saya termotivasi untuk bisa lebih baik karena lingkungan," tutur Farrel.

Halaman:


komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau