Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2020, 14:32 WIB
Albertus Adit,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Hadirnya Novel Coronavirus (2019-nCov) atau yang dikenal dengan virus corona dari China ini terus menjadi perbincangan seluruh dunia.

Sebab, dikabarkan virus corona sudah menelan seratus lebih korban jiwa. Hanya saja, masyarakat khususnya di Indonesia tidak perlu khawatir. Karena pemerintah terus berupaya mengantisipasinya.

Salah satunya dengan menutup penerbangan dari dan ke China serta memasang alat detektor panas tubuh di berbagai bandara.

Baca juga: Tips Cegah Virus Corona dari Dekan FK UNS, 80 Persen Pasien Sembuh Sendiri

Bisa sembuh sendiri

Sebenarnya, virus ini bisa sembuh dengan sendirinya. Jika ingin tahu lebih jauh, simak penjelasan akademisi atau dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret ( UNS) Surakarta yang juga Dekan FK UNS, Dr. dr. Reviono, Sp.P (K).

Terkait upaya pemerintah dengan memasang alat detektor di bandara karena untuk melihat apakah seseorang memiliki panas tubuh berlebih atau tidak.

"Jadi kalau ada yang terkena virus corona, maka suhu tubuh akan meningkat. Sehingga di beberapa bandara memasang alat ini untuk mendeteksi yang terinfeksi virus corona," kata dr Reviono dalam penjelasannya di laman resmi UNS, Senin (27/1/2020).

Menurut dr Reviono, virus ini seperti virus flu. Dia mencontohkan jika seseorang terkena flu, maka tidak minum obat sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya.

Sebab, virus dengan umurnya itu akan mati sendiri. Penjelasan lain, karena di dalam tubuh manusia terdapat interferon yaitu berupa protein alami yang diproduksi tubuh sebagai respon tubuh dalam melawan senyawa berbahaya, seperti virus.

"Kalau produksi interferon cukup maka virus bisa terkendali pertumbuhannya dan mati sendiri. Namun kalau sudah berusia tua dan ada penyakit yang disertai, produksi interferon tidak cukup dan virus bisa tumbuh terus," jelas dr Reviono.

Disitu dijelaskan bahwa jika ada penderita yang sudah berusia tua dan ada penyakit penyerta, maka virus bisa cepat berkembang dan bisa mematikan.

Banyak pasien di China sembuh

Kabar baiknya, menurut dr Reviono, di Wuhan China sebagai kota awal penyebaran virus corona sudah banyak pasien yang sembuh.

Baca juga: Orangtua, Ini Panduan Gizi Anak Sekolah untuk Cegah Virus Corona

Informasi yang diperoleh, 80 persen penderita ternyata sembuh dengan sendirinya karena tidak ada penyakit penyerta dan usia pasiennya tergolong masih muda.

"Di Wuhan, 80 persen pasien di Cina ini sembuh dengan sendirinya karena memang belum ada vaksin khusus untuk virus corona," ujar dr Reviono.

Gejala terinfeksi

Adapun gejala jika ada yang terkena virus corona:

  • Batuk
  • Demam
  • Kesulitan bernafas

Gejala itu muncul jika biasanya ada riwayat kontak dengan pasien positif terkena virus corona serta yang bersangkutan melakukan bepergian ke luar negeri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com