KOMPAS.com - Siapa yang tak suka dengan dongeng? Pasti setiap orang pernah mendengar dongeng suatu cerita. Khusus bagi para orangtua, pasti kenal dengan beberapa dongeng ini.
Atau bagi anak sekolah, pasti juga mengenal beberapa dongeng legenda ini. Sebab, di sekolah pasti juga dikenalkan terhadap dongeng legenda seperti di dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Kisah legenda biasa dipercaya benar-benar terjadi atau membentuk suatu tempat. Bahkan kepercayaan ini kemudian diceritakan turun-temurun sehingga menjadi dongeng legenda sampai sekarang.
Selain di dunia, di Indonesia sendiri juga ada banyak dongeng legenda yang sangat populer hingga saat ini. Apa saja itu?
Baca juga: Tak Sekadar Bisa Baca, Buku Dongeng Latih Kemampuan Komunikasi Anak
Ini dia 3 dongeng legenda paling populer di Indonesia yang kemudian jadi asal-usul suatu tempat.
Jadi, bagi para orangtua yang memiliki anak generasi milenial, wajib tahu 3 dongeng ini ya. Harapannya, orangtua kemudian bisa menceritakan kepada anaknya.
Semua pasti sudah tahu jika Gunung Tangkuban Parahu ada di Jawa Barat. Ternyata, asal-usulnya dipercaya oleh masyarakat sebagai bagian dari legenda tentang Sangkuriang.
Legenda ini menceritakan tentang Sangkuriang yang kembali bertemu dengan Dayang Sumbi, yang tak lain ialah ibunya, setelah bertahun-tahun terpisah.
Sangkuriang kemudian ingin menikah dengan Dayang Sumbi karena ia tidak tahu bahwa itu adalah ibunya.
Namun sebaliknya, Dayang Sumbi justru mengetahui bahwa Sangkuriang adalah anaknya dan menolak pernikahan itu.
Dayang Sumbi lalu meminta Sangkuriang untuk membuat bendungan sungai dan perahu yang sangat besar sebelum Matahari terbit.
Sangkuriang menyanggupi permintaan itu. Ia dibantu kekuatan ajaib untuk membuat bendungan sungai dan perahu.
Diam-diam, Dayang Sumbi tahu dan meminta tolong warga desa untuk membuat suasana seperti saat Matahari sudah terbit.
Karena gagal, Sangkuriang kecewa. Ia lalu menjebolkan bendungan sungai itu. Sangkuriang juga menendang perahu besar itu hingga terbalik.
Perahu itu terapung-apung karena banjir dan akhirnya menjadi Gunung Tangkuban Parahu.