Rakornas Budaya 2020, Nadiem: Budaya Jangan Statik agar Diterima Orang Muda dan Dunia

Kompas.com - 28/02/2020, 14:55 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyampaikan budaya jangan bersifat statik namun harus dinamis agar menarik bagi orang muda dan juga dunia internasional.

"Korea adalah salah satu contoh yang paling sukses di dunia berhasil mengolah budayanya tapi juga melakukan unsur budaya lain. Tapi setelah budaya film dan musik mereka besar bahkan tradisi mereka juga (ikut) dikenal," ujar Mendikbud Nadiem saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kebudayaan 2020 di Jakarta (26/2/2020).

Rakornas Bidang Budaya 2020 diikuti 1.083 peserta dari 34 provinsi dan juga asosiasi, kementerian dan berbagai lembaga lainnya dan berlangsung pada 26-29 Februari 2020.

Mendorong inovasi budaya

Mendikbud Nadiem menyampaikan dalam membangun memperkuat budaya Indonesia pihaknya mengupayakan agar yang terbaik dari Indonesia dan terbaik dunia bisa berbaur, saling bertemu, saling bertukar opini.

Baca juga: Pentingnya Kebudayaan sebagai Pondasi Karakter Bangsa

Dengan adanya sharing knowledge antar keduanya, menurut Nadiem, diharapkan masyarakat, khususnya muda bangga akan bangga terhadap budaya indonesia.

Oleh karena itu ia mendorong budaya Indonesia bisa terus berinovasi.

"Oleh karenanya budaya jangan statik. Seperti Korea, hal yang dapat diinovasikan, bisa kita intergrasikan antara yang tradisi dan modern sehingga menarik bagi orang muda dan orang-orang dari mancanegara," ujarnya.

“Oleh karena itu ada beberapa hal yang dilakukan untuk memajukan kebudayaan, yakni perlu adanya dukungan terhadap inisiatif publik dalam bentuk dana perwalian, membangun ekosistem kebudayaan dan tata kelolanya, serta membangun kesadaran publik,” ungkap Nadiem Makarim.

Sinergi program budaya pusat dan daerah

Terkait pelibatan banyak pihak, Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid dalam kesempatan sama mengharapkan akan tercipta sinergi yang baik dalam penguatan budaya antara pemerintah pusat dan daerah.

Hilmar menyampaikan, "kami berharap setelah rapat koordinasi ini Pemerintah Daerah dan para pemangku kepentingan di bidang kebudayaan berkomitmen dan menyepakati bentuk keterlibatan dalam program-program prioritas yang diusung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan."

"Lalu perlu juga segera disepakati mekanisme sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam usaha pemajuan kebudayaan ini,” lanjutnya.

Nantinya diharapkan kabupaten/kota, provinsi dan asosiasi dapat menyesuaikan berbagai kegiatan pemajuan kebudayaannya masing-masing dengan program-program prioritas tersebut.

Baca juga: Kebudayaan Jadi Kunci Masa Depan Hadapi Industri 4.0

Pemerintah daerah dan asosiasi yang terlibat akan diperkenalkan kepada program-program prioritas diusung Dirjen Kebudayaan, seperti misalnya: Pekan Kebudayaan Nasional, Karavan Budaya (Jalur Rempah), dan Indonesia Bercerita.

Humas Ditjen Kebudayaan, Darmawati menyampaikan Rakornas Bidang Kebudayaan 2020 yang mengangkat tema "Gotong Royong Memajukan Kebudayaan"  juga bertujuan melakukan sinkronisasi perencanaan dan aksi pemajuan kebudayaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Gelaran ini sekaligus menjadi upaya percepatan upaya pemajuan kebudayaan di daerah, dan tercipta pembagian peran yang jelas dan adil antara pemerintah pusat dan daerah di bidang kebudayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau