KOMPAS.com - Rumah sejatinya adalah tempat untuk beristirahat, bermain dengan keluarga hingga sosialisasi dengan tetangga.
Menjadikan rumah sebagai ruang belajar hingga bekerja selama masa darurat Covid-19 bisa menjadi hal menantang untuk sejumlah keluarga.
Namun, untuk mengajak anak fokus belajar, sebenarnya orangtua tak harus menyediakan ruang belajar khusus untuk anak. Orangtua bisa memanfaatkan ruang manapun di dalam rumah untuk belajar dan bekerja.
Ada sejumlah manfaat saat anak memiliki ruang belajar yang kondusif, yakni anak menjadi lebih fokus, anak memiliki ruang untuk berkreasi, hingga membangun kebiasaan untuk belajar secara mandiri.
Baca juga: 5 Cara Orangtua Membantu Anak Mengatur PR Sekolah
Psikolog anak Devi Sani mengatakan, untuk anak yang akan menjalani serangkaian ulangan hingga ujian sekolah, perlu disediakan ruang belajar di rumah agar mereka paham bagaimana cara belajar yang efektif.
Terlebih, kegiatan belajar hingga ujian saat ini juga dilakukan di rumah, sehingga perlu dipersiapkan dengan lebih baik.
“Dengan begitu, diharapkan anak tidak akan belajar sambil menonton televisi yang membuat fokusnya terganggu karena ingin menonton. Atau anak juga tidak akan belajar di kasur yang membuatnya mengantuk,” papar Devi saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Berikut cara yang bisa dilakukan orangtua untuk menyediakan ruang belajar ramah anak di rumah. Sehingga orangtua pun bisa fokus untuk bekerja seraya anak belajar.
Baca juga: 5 Jurus Anti-Bingung 14 Hari Temani Anak Belajar di Rumah
Putuskan bersama dengan anak di mana lokasi anak akan belajar serta orangtua bekerja, namun hindari belajar di atas kasur karena selain membuat anak mudah ngantuk, belajar dengan posisi tidur bisa menggangu kenyamanan tubuh dan mata.
Bila belajar di ruang keluarga dengan televisi, pastikan televisi dimatikan selama prosesg belajar untuk membantu anak untuk fokus.
Setelah menentukan ruang untuk belajar, bantu ia menata ruang belajar tersebut dengan buku-buku bacaan, alat tulis, alat menggambar, hingga materi-materi belajar. Dengan begitu, suasanya mendukung untuk belajar maupun berkreasi.
Baiknya tidak memilih ruangan berisik atau banyak dilalui oleh anggota keluarga lainnya karena sangat mungkin membuat anak hilang fokus.
Hadirkan ruang yang tak terlalu panas dengan cara membuka jendela, menyalakan penyejuk ruangan, atau memilihkan ruangan dengan udara paling sejuk di rumah.
Tentukan berapa lama anak akan belajar. Ini bisa disesuaikan dengan jumlah materi dan usia anak. Untuk anak kelas 1-2 SD misalnya, orangtua bisa mulai menetapkan waktu pendek dahulu, misalnya selama 10 menit, lalu perlahan dinaikkan setiap hari.
Lakukan kebiasaan belajar ini setiap hari walau anak tak memiliki PR. Dengan menjadikannya sebuah kebiasaan, maka anak tak akan menganggap belajar bukanlah sebuah paksaan melainkan kesenangan.