KOMPAS.com - Kegiatan belajar daring (online) di tengah wabah Covid-19 mau tak mau membuat anak menghabiskan waktu lebih banyak untuk menggunakan gawai (gadget).
Walau tujuan utamanya untuk belajar, namun tak jarang anak jadi kebablasan dan menggunakannya untuk bermain game hingga mengakses Youtube. Orangtua pun mulai cemas karena anak kian lekat dengan gawai.
Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University Dr. Yulina Eva Riany mengatakan, walau dalam situasi darurat Covid-19, memberikan anak keleluasaan penuh menggunakan gawai bukanlah suatu hal yang bijak.
Baca juga: Orangtua Beri Iming-iming Agar Anak Mau Belajar, Bolehkah?
“Pendampingan dalam menggunakan media digital adalah strategi yang sangat penting dilakukan oleh orang tua. Selain untuk mengontrol aktivitas anak menggunakan perangkat digital, orang tua dapat memberikan ruang untuk belajar bersama dengan anak dalam melakukan banyak hal baru di dunia maya,” papar Yulina.
Karena itu, orang tua disarankan meluangkan waktu untuk mendampingi anak ketika mereka sedang menggunakan media digital.
Berikut strategi positif yang dapat diterapkan oleh orang tua dalam mendampingi anak menggunakan perangkat digital dengan bijak di rumah.
Orang adalah role model utama dalam membentuk kebiasaan anak menggunakan perangkat digital.
Baca juga: Anak Mulai Bosan dan Menolak Belajar di Rumah, Orangtua Lakukan Ini
"Orang tua harus menjadi model bagaimana menggunakan perangkat digital sehari-hari. Misalnya, tidak menggunakan perangkat digital setiap saat dan setiap waktu, tidak mengabaikan percakapan karena sedang mengakses media digital, meletakkan ponsel ketika sedang berkendara dan makan," kata Yulina.
Hal inilah yang menjadi landasan anak untuk menyontoh dalam menggunakan media digital secara bijak.
Menurut Yulina, interaksi positif menjadi sebuah kunci awal yang harus dilakukan oleh orang tua agar anak lepas dari ketergantungan pada gawai.
"Misalnya mengajak anak membahas tentang sesuatu yang sedang viral di media sosial, tokoh yang sedang menjadi idola, atau aplikasi yang sedang marak digunakan oleh generasi milenial," sarannya.
Menyempatkan waktu untuk berinteraksi dengan anak secara langsung merupakan cara untuk menghangatkan hubungan antara anak dan orangtua. Menjadi fondasi komunikasi selanjutnya.
Kesepakatan dalam memberlakukan aturan main penggunaan gawai sangatlah penting dibuat bersama-sama antara anak dan orangtua.
"Misalnya, jam berapa dan berapa lama durasi yang diperbolehkan untuk menggunakan gawai di luar kegiatan belajar online. Selain itu, harus ada aturan main yang harus diberlakukan terkait aktivitas tayangan yang boleh dan tak boleh diakses sehingga anak memiliki arahan yang jelas dalam mengambil sikap,” jelas Yulina.
Baca juga: Beasiswa S2 Manajemen PPM Jakarta, dari Biaya Kuliah hingga Uang Saku
Membuat jadwal aktivitas harian yang jelas dapat mengarahkan anak untuk mengetahui aktivitas apa yang seharusnya dilakukannya sehari-hari. Orangtua pun jadi tak mudah lupa apa saja yang harus dilakukan dalam satu hari.