Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog UGM: Pelonggaran PSBB Bisa Persulit Pengendalian Covid-19

Kompas.com - 29/05/2020, 15:43 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Guna mendorong perbaikan kondisi ekonomi di tengah pandemi Covid-19, pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diwacanakan akan diterapkan pada Juni mendatang.

Wacana tersebut diikuti dengan kekhawatiran sebagian masyarakat bahwa jumlah penderita Covid-19 berisiko meningkat pascamudik atau saat penerimaan siswa dan mahasiswa baru.

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad menanggapi, pelonggaran tanpa adanya penerapan protokol kesehatan yang tegas, memang berisiko meningkatkan jumlah pasien positif karena sulitnya pengendalian.

Baca juga: Tahun Ajaran Baru Juli, Ikatan Dokter Anak: Kemungkinan Wabah Belum Teratasi

"Tergantung pelonggarannya, tapi secara umum bisa mempersulit pengendalian,” kata Riris Andono Ahmad, Jumat (29/5/2020), seperti dikutip dari laman resmi UGM.

Ia menyebut, sampai obat dan vaksin Covid-19 betul-betul sudah ditemukan, pemerintah sebaiknya melakukan pelonggaran PSBB secara hati-hati dan cermat agar penularan Covid-19 di daerah tetap terkendali.

New normal butuh protokol kesehatan yang ketat

Soal PSBB dilonggarkan atau diperpanjang, Riris menyarankan pemerintah mempertimbangkan aturan dan kriteria yang diterapkan oleh WHO tentang persyaratan yang harus dipenuhi untuk melakukan pelonggaran pencegahan penularan Covid-19.

"WHO sudah mempunyai kriteria kapan bisa dilonggarkan. Ada beberapa kriteria. Intinya, penularan itu harus sudah terkendali, sistem kesehatan siap dan pemahaman masyarakat yang baik maka pelonggaran bisa dilakukan,” ujarnya.

Baca juga: Era New Normal, Pakar UB: Kesadaran dan Disiplin Kunci Tetap Sehat

Apabila pemerintah berencana melonggarkan PSBB dan menerapkan New Normal, Riris menekankan perlunya pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat di lapangan.

Selama masa pandemi ini, kata dia, media penularan Covid-19 banyak terjadi di pasar, pertokoan, pusat keramaian dan sarana transportasi.

Terlebih, menurutnya, banyak warga masyarakat belum sepenuhnya patuh dan mau mengikuti prosedur kesehatan seperti menjaga jarak, menggunakan masker dan sering mencuci tangan.

Sehingga sangat berisiko apabila PSBB dilonggarkan dan masyarakat tidak disiplin dalam menerapkan pencegahan penularan Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Edu
FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau