Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rintis Mainan Edukatif Ecofunopoly, Alumnus IPB Raih Penghargaan World Bank

Kompas.com - 03/10/2020, 09:20 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Alumnus Muda IPB University Annisa Hasanah meraih penghargaan bergengsi pemenang award SDGs & Her Competition yang digelar oleh World Bank, Rabu (30/9/2020).

Annisa mendapatkan penghargaan atas terobosan membuat permainan edukatif Ecofunopoly yang mendorong anak-anak mencintai lingkungannya.

"Merasa terapresiasi dan senang mengetahui karya saya diakui oleh lembaga sebesar World Bank lewat penghargaan ini," paparnya seperti dilansir dari laman IPB, Sabtu (3/10/2020).

Baca juga: Beasiswa Unggulan Kemendikbud Ramai Peminat, Apa Saja yang Didapat?

Ecofunopoly pertama kali dirintis oleh Annisa saat dirinya masih duduk di bangku kuliah semester 4 di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian pada tahun 2009. Ia merintis inovasi permainan edukatif tersebut bersama sahabatnya, Namira Andiani.

 

Annisa telah menjadi founder dari EcoFun Indonesia dan mampu bersaing dengan 2.400 peserta dari seluruh dunia pada ajang tersebut.

Annisa mewakili Asia Pasifik dan berhasil bersanding dengan enam pemenang lainnya yang berasal dari berbagai negara yaitu Palestina, Nigeria, Pakistan, Zambia, Yunani, dan Costa Rica.

"Dan saya juga baru tahu bahwa kompetisi ini diikuti oleh 2400 pelamar. Kadang saya merasa sumbangsih saya belum ada apa-apanya. Sering ada perasaan belum layak. Namun saya anggap ini sebagai apresiasi yang bisa saya jadikan sebagai penyemangat untuk terus berusaha dan konsisten berjuang," imbuh dia.

Baca juga: Beasiswa LPDP Kemenkeu 2020: Jadwal dan Link Pendaftaran

Berangkat dari fenomena buang sampah sembarangan

Permainan Ecofunopoly akan mengajak anak-anak mengenal dan menjaga lingkungannya.Dok. IPB University Permainan Ecofunopoly akan mengajak anak-anak mengenal dan menjaga lingkungannya.

Annisa menjelaskan, awal mula terinspirasi membuat inovasi permainan edukasi Ecofunopoly karena tak sedikitnya perilaku buruk manusia terhadap lingkungan seperti membuang sampah sembarangan.

Baca juga: Intip Biaya Kuliah S1-S2 di 3 Negara: Australia, Selandia Baru, Inggris

Keresahan itu mendorongnya untuk membawa isu lingkungan di kalangan generasi muda dengan metode edukasi yang mudah dan menyenangkan agar anak-anak muda lebih sadar terhadap lingkungan.

"Saya waktu kecil sering main game, hal itu membuat saya tercetus untuk membuat papan permainan. Awal mula buat game-game tersebut bukan untuk bisnis, ternyata karya ini diberi jalan untuk naik kelas ke taraf internasional. Pertama-tama saya produksi kecil-kecilan, lalu setelah itu semakin berkembang. Dan sejauh ini kita sudah berkolaborasi dengan banyak lembaga seperti IFRC, UNESCO, YSEALI, UN Volunteers," tambahnya.

Menekuni dunia usaha tentu tidak selalu mulus, Ecofun Indonesia juga merasakan dampak kerugian dengan adanya Covid-19, karena basis board game Ecofunopoly adalah permainan yang dimainkan beramai-ramai.

Baca juga: Jadwal dan Cara Daftar KIP Kuliah Jalur Mandiri PTN dan PTS 2020

Namun kemudian, Annisa bersama timnya melakukan penyesuaian selama pandemi dengan beralih sebagai penyedia jasa online training dan workshop menggunakan game Ecofunopoly.

Ia berharap penghargaan internasional tersebut, menjadi momen pembuka titik cerah untuk terus melakukan pengembangan terhadap usahanya.

"Harapan dari pencapaian internasional ini, secara realistis saya berharap bisa menjaring customer dan jaringan baru yang nantinya bisa menyempurnakan bisnis ini. Kami juga berharap ini bisa menjadi momentum penting bagi sejarah usaha Ecofun Indonesia dalam mewakili dan membawa nama baik Indonesia di kancah internasional," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya

Edu
Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Beasiswa JIS untuk Siswa Kelas 8-10, Gratis Biaya Sekolah Sampai Lulus

Edu
Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau