Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hobi Koleksi Tanaman Hias? Pakar Unpad Beri Tips Merawatnya

Kompas.com - 27/10/2020, 15:58 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Mengoleksi tanaman hias menjadi salah satu hobi yang banyak digeluti di masa pandemi. Namun, tak sedikit tanaman yang menjadi sakit hingga diserang hama tanaman.

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Prof. Tarkus Suganda menjelaskan, tanaman hias sangat rentan terkena penyakit, baik yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri.

"Apalagi memasuki musim penghujan, serangan penyakit akan meningkat," paparnya seperti dilansir dari laman Unpad, Selasa (27/10/2020).

Ia menjelaskan, penyakit yang disebabkan oleh jamur biasanya ditandai dengan munculnya bercak-bercak pada daun. Sementara jika diakibatkan oleh bakteri, biasanya dahan atau tanaman tersebut akan layu.

Baca juga: Soul Travellers, Cerita 39 Anak Muda Indonesia Menjelajah Dunia

Serangan penyakit pada tanaman dinilai jauh lebih berat daripada serangan hama.

“Serangan hama mudah terlihat karena makhluknya ada, sedangkan kalau penyakit, begitu muncul bakterinya di mana kita tidak tahu,” jelas Tarkus.

Mencegah penyakit tanaman

Salah satu penyebab tanaman hias mudah terkena penyakit, jelas Tarkus, adalah karena jarak tanam yang rapat dengan tanaman lainnya.

Jarak yang rapat serta jenis tanaman yang seragam akan menyebabkan penyakit mudah menular.

“Kalau satu kena penyakit sedangkan tanamannya seragam dan jaraknya berdekatan, maka tanaman lain juga akan kena,” ujar dia.

Baca juga: Beasiswa Kuliah S1-S2 di Melbourne Australia, Senilai Rp 103 Juta

Penyebab lainnya diakibatkan transfer penyakit melalui perantara tangan manusia. Jika seseorang memegang tanaman yang sedang sakit kemudian dia memegang tanaman lain yang sehat, maka penyakitnya akan berpindah ke tanaman sehat tersebut.

Proses pengobatan tanaman yang sakit, lanjut dia, tidak akan seratus persen menghilangkan penyakit. Pengobatan penyakit hanya untuk menekan laju berkembang biak dari jamur atau bakteri. Namun, tidak sampai membunuh atau menghilangkan bakteri tersebut.

“Jika ada kesempatan yang baik, seperti masuknya musim hujan, bakteri akan berkembang biak lagi. Penyakitnya muncul lagi,” kata Tarkus.

Karena itu, pemilik tanaman sebaiknya melakukan tindakan pencegahan agar tanaman hias tidak mudah terkena penyakit. Cara efektif untuk menekan penularan penyakit adalah mengatur jarak dengan tanaman lainnya.

Baca juga: Lulusan S1-S2, Kemendikbud Gelar Seleksi Terbuka Jabatan Kabalitbangbuk

Selain itu, usahakan untuk tidak menanam tanaman secara homogen di taman. Ini bertujuan untuk mencegah penularan penyakit dari tanaman homogen.

Bila ada bagian tanaman yang mati akibat penyakit, saran dia, sebaiknya dipisahkan untuk mencegah penyakit menyebar ke bagian tanaman lainnya. Sisa dahan yang dipotong harus segera dibuang atau dikubur. Ini dilakukan agar penyakit tidak bisa melakukan kontak ke tanaman lain.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

20 Universitas Swasta Terbaik di Surabaya Versi EduRank, Referensi Kuliah Tahun Depan

20 Universitas Swasta Terbaik di Surabaya Versi EduRank, Referensi Kuliah Tahun Depan

Edu
Persiapan Wajib Belajar 13 Tahun, Mendikdasmen Kunjungi TK di Palembang

Persiapan Wajib Belajar 13 Tahun, Mendikdasmen Kunjungi TK di Palembang

Edu
3 Alumni Undip yang Jadi Menteri-Wamen Presiden Prabowo, Cek Pilihan Jurusannya

3 Alumni Undip yang Jadi Menteri-Wamen Presiden Prabowo, Cek Pilihan Jurusannya

Edu
Sosok Ifiana Anak TKI Penghafal Al-Qur'an yang Meninggal Jelang Wisuda di Unesa

Sosok Ifiana Anak TKI Penghafal Al-Qur'an yang Meninggal Jelang Wisuda di Unesa

Edu
IT Telkom Purwokerto Bertransformasi Jadi Telkom University Purwokerto

IT Telkom Purwokerto Bertransformasi Jadi Telkom University Purwokerto

Edu
Tak Bisa 'Download' Sertifikat SKD CPNS 2024? Ini Alasannya

Tak Bisa "Download" Sertifikat SKD CPNS 2024? Ini Alasannya

Edu
Kisah Adik Wakili Wisuda Kakak yang Meninggal, Jadi Penghafal Al Quran Semasa Hidup

Kisah Adik Wakili Wisuda Kakak yang Meninggal, Jadi Penghafal Al Quran Semasa Hidup

Edu
Rakernas Pelita 2024: Optimalisasi Pendidikan Vokasi untuk Indonesia Emas 2025

Rakernas Pelita 2024: Optimalisasi Pendidikan Vokasi untuk Indonesia Emas 2025

Edu
Luncurkan Buku Karya Siswa, SD Ekayana Ehipassiko BSD Perkuat Pendidikan Karakter lewat Literasi

Luncurkan Buku Karya Siswa, SD Ekayana Ehipassiko BSD Perkuat Pendidikan Karakter lewat Literasi

Edu
Apa Itu PKWT dan PKWTT? 'Fresh Graduate' Cek Penjelasannya

Apa Itu PKWT dan PKWTT? "Fresh Graduate" Cek Penjelasannya

Edu
HUT Ke-21, Sekolah Cendekia Harapan Bali Raih Penghargaan Bidang Pengelolaan SDM

HUT Ke-21, Sekolah Cendekia Harapan Bali Raih Penghargaan Bidang Pengelolaan SDM

Edu
Tentang UN, Mendikdasmen Akan Minta Pendapat Pemimpin Redaksi Media Massa

Tentang UN, Mendikdasmen Akan Minta Pendapat Pemimpin Redaksi Media Massa

Edu
Mulai Hari Ini, Sanggah Administrasi PPPK 2024 Klik sscasn.bkn.go.id

Mulai Hari Ini, Sanggah Administrasi PPPK 2024 Klik sscasn.bkn.go.id

Edu
Satu Dekade LCCM, Menteri Kebudayaan: Museum Jadi Pusat Edukasi dan Inspirasi Generasi Muda

Satu Dekade LCCM, Menteri Kebudayaan: Museum Jadi Pusat Edukasi dan Inspirasi Generasi Muda

Edu
Mendikdasmen: Peran Guru Honorer Masih Sangat Diperlukan

Mendikdasmen: Peran Guru Honorer Masih Sangat Diperlukan

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau