KOMPAS.com - Tiap tanggal 2 Mei selalu diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Bahkan sebelum ada pandemi Covid-19, Hardiknas selalu dirayakan tiap satuan pendidikan dengan berbagai acara.
Kamu juga pasti sudah tahu, bahwa Bapak Pendidikan Nasional adalah Ki Hadjar Dewantara.
Hardiknas ini juga selalu dirayakan untuk mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Baca juga: Hardiknas: Ki Hajar Dewantara, dari Jebolan Sekolah Dokter hingga Dirikan Perguruan Nasional
Berprofesi sebagai wartawan
Tapi tahukah kamu kalau Ki Hadjar Dewantara ini juga pernah berprofesi sebagai wartawan lho.
Melansir dari laman Ruang Guru, Ki Hadjar Dewantara pernah menjadi wartawan di Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara.
Bahkan melalui tulisannya Ki Hadjar Dewantara gencar mengkritik Belanda. Beliau sering membuat tulisan yang menyoroti pemerintahan Belanda lewat berbagai surat kabar.
Seperti tulisannya 'Seandainya Aku Seorang Belanda' yang membuat beliau diasingkan ke negeri Belanda.
Baca juga: Langka, 10 Jurusan Ini Hanya Ada Satu di Indonesia
Semasa hidupnya, Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri sekolah Nationaal Onderwijs Taman Siswa atau yang sekarang dikenal dengan Taman Siswa.
Sekolah Taman Siswa pertama didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada bulan Juli tahun 1922.
Ki Hadjar Dewantara juga memiliki semboyan yang dipakai sistem pendidikan di Indonesia, yakni:
1. Ing Ngarso Sung Tulodo yang mempunyai arti di depan memberi contoh.
2. Ing Madyo Mangun Karso yang mempunyai arti di tengah memberi semangat.
3. Tut Wuri Handayani yang mempunyai arti di belakang memberi dorongan.
Baca juga: Siswa, Yuk Kenali Ilmuwan Penemu Aljabar dan Angka Nol