Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen FK Unair Beberkan Penyebab Long Covid-19 dan Upaya Pencegahannya

Kompas.com - 20/09/2021, 15:26 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Terpapar virus corona akan membawa efek berbeda bagi masing-masing orang. Bisa tanpa gejala atau biasa disebut Orang Tanpa Gejala (OTG) atau bisa juga mengalami gejala ringan, sedang hingga berat.

Bahkan pada beberapa kasus virus Covid-19, pasien masih merasakan gejala meski sudah dinyatakan negatif.

Jika gejala ini terus terjadi lebih dari 3 bulan, pasien bisa saja mengalami long Covid-19.

Dokter spesialis paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Alfian Nur Rosyid menjelaskan, long Covid-19 merupakan gejala sisa dari virus Covid-19.

"Long Covid-19 itu berarti pasien sudah sembuh dari Covid-19, namun masih memiliki tanda atau gejala sisa virus tersebut," kata Alfian Nur Rosyid seperti dikutip dari laman Universitas Airlangga, Senin (20/9/2021).

Baca juga: Beasiswa S1 Telkom University, Bebas Biaya Pendidikan Sampai Lulus

Keluhan pada pasien long covid-19

Menurut dia, long Covid-19 dapat terjadi di pernapasan. Misalnya keluhan pada pernapasan seperti masih batuk, masih berdahak dan juga sesak.

Selain masalah pernapasan, dokter sekaligus dosen Fakultas Kedokteran (FK) Unair ini menerangkan, pasien long Covid-19 dapat mengalami keluhan pada organ lain.

Contohnya badan terasa capek, lemas, rasa sakit kepala, diare dan lain-lain. Namun demikian, intensitasnya bisa jauh lebih berkurang dibandingkan ketika pasien masih terjangkit virus corona.

Alfian menyampaikan, long Covid-19 dapat terjadi sebanyak 1/3 sampai 2/3 kasus. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding gejala sisa pada wabah SARS dan MERS.

"Di beberapa jurnal dan literatur disebutkan bahwa penyebab long Covdi-19 berhubungan dengan faktor usia. Pada pasien penyintas Covid-19 yang usianya tua, misalnya 80 tahun. Dia masih bisa bergejala (long Covid-19)," tandas Alfian.

Baca juga: 4 Jurusan Kuliah dengan Peluang Gaji Besar

Peminum alkohol rentan terkena long covid-19

Alfian menambahkan, long Covid-19 berhubungan dengan derajat berat ringannya pasien ketika dirawat karena Covid-19. Terutama apabila pasien memiliki komorbid termasuk terjadinya pneumonia pada paru.

"Risiko lain yakni pada pasien yang sempat dirawat di ICU dan mengalami badai sitokin. Kondisi tersebut dapat merusak paru dan sel lainnya," tutur Alfian

Alfian mengatakan, bahwa sel-sel pasien dapat rusak meskipun hasil swab sudah negatif. Sel yang sudah rusak tidak bisa kembali sempurna dan menyisakan gejala pada penyintas Covid-19.

Alfian menyebut, risiko long Covid-19 dapat terjadi pada pasien dengan riwayat peminum alkohol.

"Karena ya sebelum Covid-19 dia mengonsumsi alkohol yang merusak sel tubuh. Fungsi liver, paru, dan organ-organ lain dapat terganggu," terang Alfian.

Baca juga: Pertamina Lubricants Buka Lowongan Kerja Lulusan D3, Buruan Daftar

Upaya mencegah long covid-19

Alfian menegaskan, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah long Covid-19, antara lain:

  • Pasien tidak malas bergerak sesuai dengan kemampuan meskipun saat di ruang isolasi rumah sakit.
  • Rutin konsumsi obat yang diberikan dokter.
  • Menghindari stres dan kecemasan.
  • Terus berdoa kepada Tuhan.

Baca juga: 9 Mahasiswa Ikut PON XX 2021 Papua, Rektor UM Surabaya Janjikan Bonus

Alfian juga memberikan beberapa saran bagi pasien Covid-19 setelah pulang dari rumah sakit.

"Sebisa mungkin melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan, melakukan rehabilitasi fisik, berjemur di pagi hari. Konsumsi multivitamin dan suplemen, terus berpikir positif, serta berdoa," pungkas Alfian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau