Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2021, 08:32 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Salah satu dosen Universitas Jember (Unej), Prof. Bambang Kuswandi masuk dalam daftar 58 ilmuwan asal Indonesia paling berpengaruh di dunia versi Stanford University Amerika Serikat.

Kabar ini makin membanggakan lantaran Prof. Bambang Kuswandi berhasil menempati peringkat ketiga dari 58 ilmuwan asal Indonesia.

Prof. Bambang Kuswandi adalah guru besar dan peneliti asal Fakultas Farmasi yang fokus pada pengembangan sistem sensor kimia dan biologi untuk obat, pangan dan kesehatan.

"Alhamdulillah, tentu saja penghargaan ini menjadi penyemangat bagi saya untuk lebih giat meneliti, dan bersyukur jika ternyata hasil penelitian saya dijadikan rujukan oleh peneliti lain," kata Prof. Bambang Kuswandi seperti dikutip dari laman Unej, Minggu (31/10/2021).

Baca juga: Rasakan Kuliah di UC Davis, Ini Tips Ikuti IISMA dari Mahasiswa Unsoed

Teliti tentang sensor kimia dan biologi

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III ini sudah memiliki 70 karya tulis ilmiah hasil penelitiannya mengenai sensor kimia dan biologi yang dimuat berbagai jurnal ilmiah internasional.

Prof. Bambang Kuswandi mulai meneliti sensor kimia dan biologi semenjak menempuh kuliah pascasarjana di University of Manchester Institute of Science and Technology (UMIST) di Inggris tahun 1997.

Kajian tersebut juga dijadikan sebagai tema tesis dan disertasinya.

Prof. Bambang Kuswandi memilih fokus pada sensor kimia dan biologi karena aplikasinya dibutuhkan oleh masyarakat luas.

"Untuk pengembangannya tidak selalu memerlukan standar laboratorium yang canggih," ujar Prof. Bambang.

Baca juga: Gagas Ekstrak Kulit Mangga Cegah Korosi, Mahasiswa ITS Juara di Taiwan

Pemeringkatan berdasarkan jumlah sitasi publikasi

Secara berkala Stanford University menggelar pemeringkatan ilmuwan yang dinilai memiliki pengaruh di dunia melalui publikasi ilmiah bertajuk Data for Updated Science-Wide Author Databases of Standarized Citation Indicators.

Pemeringkatan dibuat berdasarkan jumlah sitasi publikasi atas karya tulis ilmiah yang sudah dipublikasikan di jurnal bereputasi tingkat dunia.

"Jadi makin banyak peneliti yang merujuk kepada penelitian kita. Artinya penelitian yang kita lakukan dinilai memberikan dampak luas bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," imbuh Prof. Bambang Kuswandi.

Baca juga: Akademisi UGM: Pemuda Perlu Dukungan Jaminan Kesejahteraan Sosial

Dalam publikasi ilmiah ini, Stanford University mencatat ada 159.648 ilmuwan dari berbagai negara yang dianggap berpengaruh di dunia.

Ciptakan sendor kesegaran ikan

Salah satu contoh sensor kimia yang dkembangkan antara lain sensor untuk mengetahui kesegaran ikan atau produk berbasis ikan seperti fillet ikan.

Dengan sensor ini maka konsumen bisa mengetahui dengan gampang apakah produk yang dibelinya masih segar atau sudah tidak layak konsumsi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com