"Jadi sensor tersebut bisa ditempel di kemasan produk berbasis ikan atau bahkan daging lainnya," beber Prof. Bambang.
Baca juga: Aneka Gas Industri Buka Lowongan Kerja Lulusan S1, Ini Syaratnya
Dia menambahkan, jika sensor menunjukkan warna hijau maka masih segar.
Namun, jika muncul warna merah berarti sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi.
Ada juga sensor kimia untuk mengetahui apakah ada kandungan alkohol dalam sebuah produk makanan.
Inovasi Prof. Bambang di bidang kesehatan yakni mengembangkan Smart Pads, pembalut wanita yang dipasangi sensor.
Dengan menggunakan pembalut ini, ketika dipakai bisa menunjukkan kadar kreatinin penggunanya.
Sementara untuk kaum pria dibentuk mirip alat tes kehamilan yang pemakaiannya dicelupkan ke urine.
Dengan sensor tersebut maka pasien tidak perlu tes dengan cara mengambil sampel darah.
"Penelitian yang saya lakukan adalah lab on tip. Kita memasang sensor tertentu di ujung pipet sehingga seorang peneliti bisa mengetahui kandungan bahan yang ditelitinya dengan segera," ungkap guru besar yang sudah menulis 17 buku ini.
Baca juga: Anak Usaha Kalbe Farma Buka Lowongan Kerja Lulusan D3-S1, Ayo Daftar
Misalnya alat ini bisa dipakai peneliti yang ingin mengetahui kandungan pestisida dalam sayur atau buah.
Setelah dicelupkan di sampel yang sudah disiapkan maka sensor di ujung pipet akan memberikan informasi. Apakah ada kandungan pestisida atau tidak tanpa harus membawanya ke laboratorium sehingga praktis.
Rektor Universitas Jember Iwan Taruna menyampaikan, keberhasilan Prof. Bambang Kuswandi masuk dalam daftar 58 ilmuwan Indonesia paling berpengaruh di dunia menjadi contoh bagi kolega dosen lainnya.
"Universitas Jember terus berusaha mendorong makin banyak peneliti Universitas Jember yang tampil di tataran dunia," kata Iwan.
Salah satu cara Unej mewujudkan hal itu yakni dengan memperbanyak hasil penelitian yang dimuat di jurnal internasional.
Baca juga: Ini 5 Tips Miliki Mindset Mahasiswa Tangguh, Kamu Wajib Tahu
Hasil penelitiannya bisa dimanfaatkan industri dan berdampak bagi masyarakat luas. Caranya dengan berbagai hibah penelitian dan memfasilitasi kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.