Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Kesehatan UM Surabaya: Hindari 8 Hal Ini Sebelum Vaksin Booster

Kompas.com - 27/02/2022, 09:07 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah terus melakukan percepatan vaksinasi booster Covid-19 guna memperkuat imunitas masyarakat.

Bagi yang hendak mengunjungi gerai vaksinasi booster Covid-19, ada baiknya mengetahui beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pasca mendapatkan suntikan vaksin booster.

Dengan begitu kerja vaksin dalam tubuh dapat lebih optimal, sehingga terhindar terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Pakar Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Uswatun Hasanah menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan untuk melindungi diri dari penularan Covid-19 yakni dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dosen Keperawatan UM Surabaya itu mengatakan, kekebalan tubuh bisa didapatkan secara alami maupun disuntikkan dengan memasukkan virus yang sudah dilemahkan.

Baca juga: Selain Tempe, Dosen UM Surabaya Sebut 5 Makanan Ini Tinggi Protein

Sehingga tubuh terstimulasi untuk memproduksi antibodi, dan ketika virus yang sesungguhnya menyerang maka sistem imun tubuh akan mudah mengenali dan melawannya.

Uswatun menuturkan, beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pasca mendapatkan suntikan vaksin booster diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tidak langsung meninggalkan lokasi vaksinasi

Masyarakat tidak diperkenankan meninggalkan lokasi vaksinasi selama 15 hingga 30 menit.

Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi reaksi dari suntikan yang didapatkan baik reakasi alergi maupun Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

2. Jangan menggosok atau menekan bekas suntikan

“Jangan menggosok, memijat atau menekan bagian tubuh yang disuntik," jelasnya.

Hal ini, agar tubuh lebih mudah dan cepat menyerap cairan vaksinasi.

Baca juga: Pakar UM Surabaya: 3 Hal yang Harus Diwaspadai dari Varian Omicron

3. Tidak meminum minuman beralkohol dan merokok

"Hindari merokok dan alkohol. Alkohol yang berlebihan di dalam tubuh akan menurunkan respons imun terhadap vaksin sehingga menjadi tidak efektif dan dapat mempengaruhi sistem imun secara negatif,” tutur Uswatun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com