KOMPAS.com - Makanan bisa diawetkan dengan bahan-bahan alami yang sudah diketahui banyak orang. Misalnya menggunakan garam, cuka, bawang putih, gula, lemon dan beberapa bahan alami lainnya.
Penggunaan bahan alami untuk mengawetkan makanan tentu lebih sehat dan aman daripada pengawet makanan kimiawi.
Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian (FP) UPN "Veteran" Yogyakarta (UPNVY) yaitu Aurora Yupita Achmada, Rakha Surya Yudhistira, Aditya Ananta Putra, Muhammad Hilmy Raihan Azhari dan Fatihah berhasil menemukan inovasi pengawet makanan menggunakan bahan rumput laut dan madu yang diberi nama "Carrashine".
Inovasi dari para mahasiswa UPN Jogja ini berhasil mendapatkan hibah penelitian senilai Rp. 20 juta dari ajang perlombaan Bisnis Plan Youth Agripreneur Camp Youth Agripreneur Camp yang diselenggarakan oleh Yayasan Penelitian Inovasi Bumi (INOBU).
Baca juga: Perusahaan Pelayaran Ini Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1
Bisnis Plan, Youth Agripreneur Camp. Youth Agripreneur Camp adalah kegiatan yang bertujuan mengasah potensi generasi muda nasional yang siap ambil peran dalam membuat rancangan inovasi pengolahan hasil pertanian menjadi suatu produk, jasa, dan teknologi yang siap dipasarkan.
Ketua dari Tim Carrashine Aurora Yupita Achmada mengaku, dia dan tim bisa berproses di perlombaan ini. Bahkan hal itu merupakan satu dari beberapa hal paling mengesankan selama kuliah.
"Bukan hanya prosesnya yang panjang dan melelahkan, lebih dari itu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) membuat kita terbentur, terbentur, dan terbentur. Kemudian terbentuk pola pikir yang konstruktif dan ilmiah," ungkap Aurora seperti dikutip dari laman UPN "Veteran" Yogyakarta, Minggu (13/3/2022).
Ia menambahkan program kompetisi ini terdiri dari 4 rangkaian kegiatan, yakni pendaftaran, seleksi proposal, kelas daring, presentasi ide dan coaching session. Pada seleksi awal tim Carrashine ini harus menghadapi 54 tim dalam tahapan pendaftaran.
Baca juga: Siswa, Ini Manfaat Makan Sayur dan Buah, bisa Tingkatkan Performa Otak
Kemudian dalam 54 proposal diseleksi kembali menjadi 20 dalam Seleksi Proposal. Tim yang beranggotakan 5 mahasiswa agribisnis ini berhasil lolos tahap 10 besar dalam Presentasi Ide.
Hingga pada akhirnya Tim Carrashine ini berhasil lolos ke tahap Coaching Session, yakni tahapan pendanaan senilai Rp 20 juta.
"Nama Carrashine sendiri diambil dari nama produk yang dihasilkan dalam perlombaan ini, yakni produk pelapis buah," ungkap Aurora.
Carrashine merupakan produk inovasi olahan rumput laut yang dibuat edible coating. Menurut Aurora, edible coating merupakan pelapis makanan yang berguna untuk menahan kelembaban pada produk.
Zat ini akan mengurangi laju respirasi pada buah sehingga mengurangi laju pembusukan buah. Edible coating ini dicampur dengan madu. Rumput laut diolah dengan cara direndam, diekstraksi, kemudian dipanaskan dengan dibentuk edible coating.
"Edible coating ini kemudian divariasikan dengan madu sehingga berbentuk cairan solid. Cairan inilah yang dinamakan Carrashine," imbuh Aurora.
Baca juga: Tips Kendalikan Stres secara Positif dari Akademisi IPB
Dia menambahkan, Carrashine bermanfaat sebagai pelapis buah buahan sehingga terhindar dari gejala pembusukan.