KOMPAS.com – Saldo tabungan hanya cukup untuk membiayai sebagian kebutuhan kuliah ke luar negeri. Permintaan bantuan dana ke lembaga pemberi beasiswa juga belum disetujui.
Padahal, bukti penerimaan dari perguruan tinggi impian sudah di tangan. Gimana dong?
Jangan berkecil hati dulu. Diterima di universitas luar negeri saja sudah merupakan satu langkah besar.
Bukan berarti menyepelekan soal duit. Namun, perkara pendanaan sebenarnya bisa diusahakan asal cerdik berstrategi.
Salah satu cara yang bisa dipakai adalah memanfaatkan beasiswa dari perguruan tinggi bersangkutan. Universitas luar negeri kerap punya program bantuan pendanaan untuk mahasiswanya.
Jika pelamar sudah resmi diterima, kesempatan untuk mendaftar program beasiswa dari universitas pun terbuka lebar. Cara ini sudah dicoba Nadia Rachma Pratiwi, salah satu mahasiswa Saxion University of Applied Sciences, Belanda.
Nadia langsung mendaftar ke salah satu program beasiswa setelah diterima sebagai mahasiswa program sarjana jurusan International Finance and Accounting.
"Kampus menggunakan prinsip first come first serve dan jumlah beasiswa yang diberikan terbatas," kata Nadia dihubungi Kompas.com, Rabu (12/10/2016).
Persyaratannya pun tak rumit. Mahasiswa yang lolos seleksi masuk perguruan tinggi otomatis dianggap memenuhi kualifikasi sebagai penerima beasiswa. Namun, karena sistemnya 'siapa cepat dia dapat', mahasiswa harus buru-buru mendaftarkan diri.
"Jika ingin mendapatkan beasiswa lagi untuk tahun-tahun berikutnya, saya harus mendaftar ulang ke program beasiswanya. Tapi alhamdulillah, saya tetap mendapatkan bantuan sampai sekarang (semester 7)," ungkapnya.
Catatannya, lanjut Nadia, persyaratan mendaftar ulang untuk kembali mendapatkan beasiswa justru lebih ketat dibanding sebelumnya. Mahasiswa harus mengumpulkan 54 European Credit Transfer System (ECTS) dalam satu tahun.
ECTS adalah sejenis sistem kredit kuliah di Eropa, mirip seperti Sistem Kredit Semester (SKS) di Indonesia.
Lalu, bagaimana kalau mahasiswa tidak mampu memenuhi syarat di atas? Nadia sempat menyebutkan opsi lain, yaitu menyerahkan surat keterangan kepada pengurus beasiswa di perguruan tinggi.
"Jelaskan (dalam surat) alasan mengapa tidak dapat memenuhi kredit minimal dan setelah itu diserahkan ke kantor beasiswa untuk diputuskan apakah mahasiswa tersebut dapat menerima beasiswa atau tidak," tuturnya.
Meski demikian, calon mahasiswa yang berniat mengikuti jejak Nadia patut berhitung. Beasiswa dari universitas umumnya hanya berupa potongan biaya kuliah. Itu pun belum tentu tuntas sampai bisa kuliah gratis.