Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Tak Kenal Resesi

Kompas.com - 15/10/2009, 09:27 WIB

”Memang hingga kini ada sekitar 30 perguruan tinggi swasta di Singapura yang aktif berpromosi di Indonesia. Itu sebabnya, jumlah mahasiswa Indonesia di Singapura paling banyak berasal dari Jakarta, Surabaya, dan Medan,” lanjut Deby.

Sementara itu, kebanyakan mahasiswa Indonesia yang belajar di Malaysia berasal dari Sumatera. ”Ini bisa dipahami karena dari Aceh, Riau, Medan, atau Padang jauh lebih dekat ke Malaysia daripada ke Jakarta. Apalagi, menurut survei, Jakarta merupakan kota termahal ke-11 di Asia. Sedangkan Kuala Lumpur masuk dalam kota ke-33 termahal. Penentuan itu didasarkan pada harga sewa hotel, transportasi, serta makanan. Tentu saja kota termahal di Asia masih diduduki Tokyo, Korea, dan lainnya,” ujar Darsham.

Melihat peningkatan arus siswa/mahasiswa Indonesia yang belajar ke luar negeri, secara tidak langsung hal itu juga menguatkan pendapat, bahwa negeri berpenduduk lebih dari 220 juta jiwa ini merupakan pasar yang bagus.

Banyak kesamaan

Besarnya jumlah siswa/mahasiswa Indonesia di Singapura dan Malaysia tentu tidak lepas dari berbagai faktor. Pertama, siswa/mahasiswa Indonesia tidak akan mengalami kejutan budaya bila belajar di Singapura atau Malaysia.

”Cuma isu terakhir terkait hubungan Indonesia-Malaysia membuat kami harus diam. Padahal, jujur kami akui, 80 persen hingga 90 persen penduduk Malaysia itu datang dari Jawa, Aceh, Riau, Padang, Kalimantan, Sulawesi, dan lainnya. Mereka datang sejak zaman Belanda dulu. Dalam tubuh saya ini juga masih mengalir darah Bugis karena leluhur saya berasal dari Sulawesi,” kata Darsham.

Kedua, dari segi geografis, jarak tempuh dari Indonesia ke Singapura dan Malaysia tidak terlalu jauh. Bahkan, apabila ingin ke Kuala Lumpur atau Singapura, masyarakat Indonesia yang tinggal di Batam, Riau, Aceh, Medan, dan Padang tidak memerlukan waktu terlalu lama.

Ketiga, cuaca di Singapura, Malaysia, dan Indonesia boleh dikatakan sama, tak ada perbedaan. Keempat, makanan yang ada di Malaysia, Singapura, dan Indonesia juga tidak jauh beda.

”Karena berbagai kesamaan itulah, banyak siswa dan mahasiswa Indonesia memilih Singapura dan Malaysia untuk belajar. Dulu, Australia menjadi tujuan utama studi. Tetapi, jarak yang jauh dan urusan visa yang sering memakan waktu membuat siswa dan mahasiswa Indonesia berpaling ke Malaysia atau Singapura. Kebetulan banyak universitas asing, juga dari Australia, yang membuka cabang di dua negeri itu. Juga kualitas pendidikan di Singapura dan Malaysia yang semakin bagus, membuat dua negeri itu menjadi tujuan utama,” tutur Diana, yang mengantar putranya mengunjungi pameran pendidikan luar negeri pada Agustus lalu di Jakarta Hilton Convention Center.

Alasan senada ditambahkan Darsham. ”Kalau anak rindu orangtua atau orangtua rindu anak, dalam sekejap bisa saling bertemu di Malaysia, Singapura, atau Indonesia. Bahkan, kini banyak orangtua yang sambil berakhir pekan menengok anak- anaknya yang sedang belajar di Kuala Lumpur atau Singapura,” katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com