Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joris Lilimau, Pendidik Suku Hoaulu

Kompas.com - 31/05/2010, 02:41 WIB

”Saya sampai menangis meminta barang-barang itu, tetapi tidak pernah diberi,” keluhnya.

Uang pribadi

Tak ingin semangat belajar anak-anak mengendur, Joris mengeluarkan uang dari kocek pribadi guna membeli barang penunjang kegiatan belajar. Dua papan tulis dengan spidol untuk keperluan dua kelas di SD Kecil Hoaulu itu dibelinya seharga Rp 300.000.

Meski dengan kondisi dan sarana penunjang amat terbatas, Yoris tak ingin kegiatan belajar-mengajar yang sudah diperjuangkannya itu terhenti. Kini, sebagian warga Hoaulu mulai bisa membaca, menulis, dan menghitung.

Setamat sekolah pendidikan guru (SPG) di Ambon pada tahun 1982, Yoris menjadi guru sejak tahun 1984. Dia senang saat ditugaskan mengajar di Kanike, kampung tempatnya dilahirkan.

”Saya memang ingin mengabdi di kampung halaman,” katanya.

Sama seperti Hoaulu, Kanike juga berada di tengah belantara hutan di Manusela. Untuk mencapai kampung itu, orang harus berjalan kaki selama satu hingga dua hari dari Hoaulu. Saat musim hujan, Kanike kerap kali tidak bisa dicapai karena derasnya aliran sungai yang melintas di antara Kanike dan Hoaulu.

Meski harus pindah dari Kanike, tekad Joris untuk membuat warga di kampung terpencil bisa melek huruf tetap membara. Tahun 1988, dia harus mengajar di SD Kobisonta, Seram Utara, kemudian pada tahun 1994 ia pindah mengajar di SD Rumah Sokat, Seram Utara. Ketika itu, kedua tempat tersebut termasuk pelosok.

Joris bercerita, sekitar tahun 2007 keterisolasian Desa Kobisonta dan Desa Rumah Sokat akhirnya terbuka. Ini dimungkinkan setelah pembangunan Jalan Trans Seram yang menghubungkan Kabupaten Maluku Tengah dan Seram bagian Timur selesai dibangun.

”Memang, menjadi guru, ya, harus seperti ini. Di mana pun guru ditugaskan harus siap. Jangan seperti guru yang waktu ditugaskan di daerah pelosok langsung minta pindah atau hanya mau gajinya. Tetapi, mereka (sebagian guru) hanya sesekali saja mengajar di sekolah itu. Kasihan anak murid,” tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com