Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengungkap Korupsi Dilawan Intimidasi...

Kompas.com - 04/06/2010, 18:45 WIB

"Nilainya mencapai Rp 500 juta," ungkap Febri.

Menurutnya, selama 3 tahun sekolah tersebut mendapatkan dana, yaitu pada 2007, 2008, dan 2009. "Data 2008 dan 2009 masih terus kami gali, dan yang tahun 2007 itulah nilai proyeknya yang sampai Rp 500 juta," ujar Febri.

Hasilnya, ICW berhasil melakukan verifikasi. Dari total nilai Rp 500 juta tersebut, dana fiktif yang ditemukannya mencapai Rp 150 juta.

Puncak intimidasi

Pantas saja kalau guru-guru SDN RSBI 12 Rawamangun Pagi itu menjadi "gerah" dengan sikap dan tindakan kritis para orang tua murid itu. Sampai pada akhirnya, intimidasi dan ancaman psikologis yang dilancarkan terhadap siswa dan orang tua murid pun seolah menjadi cara untuk membalasnya.

Puncaknya, Senin (31/5/2010), pekan lalu, Aria Bismark Adhe, seorang siswa kelas 6 sekolah tersebut, tidak diperbolehkan mengikuti ujian akhir sekolah (UAS). Adhe diminta keluar dari ruang ujian oleh pihak sekolah setelah sebelumnya diberikan sebuah surat pemberitahuan untuk diberikan kepada orangtuanya, Drs Handaru Widjatmoko, yang dianggap oleh sekolah sebagai pelapor dugaan korupsi di sekolah tersebut.

Eva Rais, salah seorang mantan orang tua murid, membenarkan kejadian tersebut. Menurut dia, kejadian itu sangat menyedihkan dan memalukan, melihat seorang anak sekolah diusir keluar sekolah dan dibiarkan menangis di luar pagar sekolah karena tidak diperbolehkan mengikuti UAS bersama teman-temannya.

Bukan hanya itu yang menyedihkan. Heru Narsono, salah satu orang tua murid lainnya memaparkan, ketika sedang berlangsung rapat antara para guru dan orang tua murid di sekolah tersebut Kamis (3/6/2010), ada dua anak yang disandera di ruang guru, yaitu anak dari orang tua murid bernama Dr Oki dan Ibu Ida.

"Mereka dikeluarkan dari kelas dan disuruh menunggu di ruang guru. Bahkan, ada guru kelas 5, namanya Pak Rosim, yang menyatakan dengan tegas dirinya tidak rela jika soal matematikanya dikerjakan oleh Safa, yang tak lain anak dari Pak Kaka, rekan kami," ujar Heru.

Heru berkisah, Kaka atau lengkapnya Kaka Tayasmen, adalah salah satu orang tua murid yang selama ini juga kritis terhadap kebijakan-kebijakan pihak sekolah. Safa diintimidasi oleh Pak Rosim dengan kata-kata, bahwa orang tuanya suka memfitnah.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com