Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Biaya, Ortu Mulai Serbu Pegadaian

Kompas.com - 21/06/2010, 16:03 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Menjelang tahun ajaran baru 2010/2011, jumlah nasabah Perum Pegadaian di sejumlah daerah di Jawa Barat meningkat 15 persen dibandingkan dengan hari-hari biasa. Peningkatan ini sudah diprediksi sebelumnya.

"Kemungkinan akan terus meningkat signifikan hingga bulan puasa dan lebaran 2010 mendatang," kata Manajer Promosi dan Pemasaran Kanwil XI Perum Pegadaian Jawa Barat, Agus Helmi di Bandung, Senin (21/6/2010).

Setiap akhir triwulan II, kata agus, biasanya memang terjadi peningkatan nasabah yang cukup signifikan. Sebagian besar dari nasabah membutuhkan dana cair untuk keperluan biaya pendidikan anak-anaknya. Barang yang digadaikan bervariasi dan merata  seperti antara lain perhiasan emas, barang elektronik, kendaraan bermotor serta benda-benda berharga lainnya sesuai dengan ketentuan di perusahaan milik negara itu.

"Jumlah titik pelayanan Pegadaian di Jawa Barat pada 2010 ini ditambah sebanyak 85 gerai baru di seluruh Jawa Barat. Gerai itu di tempatkan di titik-titik strategis untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap Pegadaian," kata Agus Helmi.

Menurut Agus, masyarakat yang memerlukan dana segar dengan proses yang mudah tersebut akan dilayani di 334 gerai dan kantor Pegadaian, termasuk di 58 gerai Pegadaian Syariah. Biasanya, para nasabah menebus barang-barangnya tersebut pada minggu kedua bulan Ramadhan, setelah mereka mendapatkan pendapatan tambahan dari bonus atau tunjangan hari raya.

Diberitakan sebelumnya di Kompas.com, Rabu (16/6/2010) lalu, Pegadaian Cabang Tanjung Priok Jakarta Utara, juga telah dipenuhi warga yang menggadaikan aneka barang dan perhiasan. Sebagian besar adalah ibu-ibu yang membutuhkan uang untuk membayar uang masuk sekolah anaknya.

Seorang warga, Saidah (34), mengakui menggadaikan perhiasan miliknya untuk biaya sekolah anaknya yang akan masuk sekolah dasar. "Kebetulan anak saya nilainya kecil, jadi terpaksa masuk sekolah swasta," kata ibu dua anak itu. Untuk bisa diterima di sekolah swasta tersebut, Saidah yang warga Jalan Dipeucang itu harus menyiapkan Rp 850.000 sebagai uang pangkal.

"Berat banget, Mas. Apalagi bapaknya anak-anak cuma tukang ojek," katanya.

Warga lainnya, Neneng (30), juga menggadaikan perhiasan emas miliknya. "Saya sih ngajuin-nya Rp 1,5 juta. Mudah-mudahan diterima," kata Neneng seraya menunjukkan perhiasan emasnya seberat 10 gram. Neneng juga akan memanfaatkan pinjaman itu untuk biaya sekolah anaknya.

"Anak saya sudah diterima di sekolah, cuma uang ini buat jaga-jaga," ujar Neneng yang menggendong bayi perempuan.

Memasuki masa penerimaan peserta didik baru ini, sejumlah pegadaian mulai diserbu warga. Mereka membutuhkan uang tunai untuk pendaftaran sekolah anak-anaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau