Saat rapat dengan sejumlah anggota Komisi D DPRD Kota Bogor, mata Fresta tampak berkaca-kaca. Ia mengenakan seragam putih abu-abu. Begitu pula dengan dua temannya yang ikut nimbrung di status itu dan turut terkena getahnya dikeluarkan dari sekolah. Beberapa anggota DPRD sempat emosi berkomentar di hadapan Kepala SMK Pembangunan Bogor Fahruraji dan Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bogor Fajar Maulana Yusuf.
"Saya juga punya anak perempuan yang juga seumur mereka. Seharusnya sekolah itu mendidik anak, bukan membinasakan dengan dikeluarkan dari sekolah. Apalagi yang kelas XII, sudah mau ujian nasional," ujar Dodi Setiawan, anggota DPRD Kota Bogor dengan suara bergetar.
Seorang anggota DPRD lainnya memegang tangannya, berupaya menenangkan. Tiga dari lima siswi kelas XII itu mengaku, alasan dikeluarkan juga karena dituduh berbuat tidak senonoh di luar sekolah. "Alasan kepada orangtua memang karena bolos, tapi belakangan disebut-sebut kami ini cewek enggak bener," tutur Rina, seperti diakui pula oleh temannya, Agustianingsih.
"Sewaktu protes dikeluarkan, ada guru yang bilang percuma karena katanya ada yang pernah lihat saya di hotel. Katanya sekolah punya satgas. Padahal, itu enggak betul," tutur Rina.
Ia menduga tuduhan itu disebabkan ia dan keempat temannya kerap berdandan modis. Dua di antaranya menggunakan kawat gigi, serta beberapa kali ada yang membawa telepon genggam cukup bagus.
Sejak dikeluarkan, dia mengaku belum menemukan sekolah pengganti sehingga khawatir tidak bisa mengikuti ujian nasional. Namun, dari pertemuan itu, Dinas Pendidikan Kota Bogor berjanji akan memfasilitasi mereka kembali bersekolah di SMK Pembangunan dan bisa mengikuti ujian nasional.
"Nomor ujian nasional sudah dicetak, tetapi saya akan mencoba mendaftarkan lima siswi itu," tutur Fajar. Sekolah juga akhirnya berjanji akan menerima kedelapan siswa itu.
Namun, soal alasan siswi itu dikeluarkan, Fahruraji cuma melempar tersenyum. Apa benar karena status Facebook? "He-he-he. Ada hal-hal yang kurang pas saja. Ya, seolah dia tidak concern kepada sekolah," ujar Fahruraji sambil berlalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.