Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyemai "Swasta" di Hutan Raya Djuanda

Kompas.com - 06/07/2011, 04:11 WIB

”Saya teruskan berdagang daun pisang dan tisuk (sejenis daun jati untuk pembungkus daging) di Pasar Baru untuk menghidupi diri sendiri,” kenangnya. Menginjak dewasa, ia menjadi buruh bangunan hingga pemborong kerja di Jakarta.

Encep pun sempat menjadi aparat Desa Ciburial saat Bandung Utara diburu investor. Ketika itu ia menjadi saksi hidup perubahan hutan alam Bandung Utara yang merupakan wilayah penangkap air Kota Bandung menjadi hutan beton.

Ia kembali ke lingkungan alam yang membesarkannya dengan memanfaatkan berkah alam, Tahura Djuanda, satu-satunya paru-paru kota yang tersisa di Cekungan Bandung. Dari tangannya, puluhan ribu tanaman hutan itu menyebar di Jawa Barat hingga Pulau Batam dan Bangka Belitung.

Anak yang tak bersekolah itu telah melestarikan alam, lingkungan, dan kehidupan. Dari satu pohon berdiameter sekitar 30 sentimeter itu kelak bisa menyediakan oksigen bagi kebutuhan hidup 14 orang. Setiap pohon lebat yang tumbuh sebesar itu juga mampu menyimpan 7 meter kubik air hujan.

Anak ”liar” itu melakukannya di tanah ”liar” Tahura Bandung Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau