Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarmini, TKI yang Sarjana dari Malaysia

Kompas.com - 18/07/2011, 01:48 WIB

Setelah berpikir matang-matang, Sarmini menerima tawaran berkuliah di OUM (Universitas Terbuka Malaysia). Dengan bantuan biaya dari majikannya ditambah tabungan hasil menyisihkan upahnya selama menjadi pembantu rumah tangga, Sarmini berjuang mewujudkan cita-citanya.

Pada awalnya, Sarmini merasa sangat sulit menerima materi kuliah karena bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris. Namun, ia tak patah semangat. Perempuan yang bercita-cita menjadi guru itu lalu membiasakan diri berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan majikan dan anak-anak majikannya. Lambat laun, akhirnya ia pun fasih melafalkan dan menulis dalam bahasa Inggris.

Belajar sambil bekerja tentu saja tidak mudah, tetapi ia tetap tak mau mengecewakan majikan yang sudah begitu baik. Pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga dikerjakannya dengan senang hati. Untuk itu, Sarmini memilih belajar setelah pekerjaan selesai sekitar pukul 21.00. Ia juga memanfaatkan waktu pagi hari setelah anak-anak majikannya berangkat sekolah untuk belajar.

Tawaran Pak Bupati

Sarmini memang beruntung. Majikannya sangat baik dan membantu berbagai keperluannya kuliah. Semua alat tulis, komputer, dan kertas yang dibutuhkan untuk kepentingan kuliah disediakan. Bahkan, Sarmini sudah dianggap keluarga.

Awal Juli ini, setelah diwisuda di Putra World Trade Center, Kuala Lumpur, Sarmini kembali ke tanah kelahirannya. Sakim Muhyadi (56) mengaku sangat bangga atas keberhasilan anak sulungnya tersebut. ”Kerjaan saya yang hanya serabutan tak mematahkan semangatnya belajar,” tutur Sakim dengan mata berkaca-kaca.

Dalam acara tatap muka di rumah dinasnya, Bupati Mardjoko bahkan menawarkan pekerjaan untuk Sarmini di lingkungan pemerintahan daerah, khususnya di Kecamatan Kebasen. ”Ini bentuk apresiasi Pemkab Banyumas atas kegigihan Sarmini yang bekerja sebagai TKI untuk mendapat biaya agar bisa melanjutkan kuliah. Apa yang dilakukannya sungguh tak mudah,” katanya.

Untuk diketahui, Malaysia memang tujuan favorit TKI asal Banyumas. Data Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Banyumas menyebutkan, TKI yang berangkat ke Malaysia tahun 2008 mencapai 858 orang, atau 30 persen dari total TKI yang diberangkatkan sekitar 2.659 orang.

”Kami tetap mengarahkan supaya pekerja nonformal dibekali bahasa asing dan pemahaman budaya negara tujuan yang memadai. Ini menekan risiko perlakuan buruk majikan,” ujar Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja di Luar Negeri Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Banyumas Agus Widodo.

Kisah sukses Sarmini ini barangkali menjadi penting di tengah gencarnya pemberitaan media tentang nasib buruk TKI.

Majikan yang baik memang membantu mereka menyelesaikan kuliah, tetapi pada akhirnya, peruntungan seseorang tetap ditentukan oleh karakter individu, seperti perilaku baik, tekad kuat, ketekunan, keuletan, dan kerja keras. Dan, Sarmini membuktikan itu....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com