Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Popularitas Bahasa Indonesia di Australia Hilang Akibat Bom Bali

Kompas.com - 07/10/2011, 11:49 WIB

SC: Di beberapa sekolah, bahasa Indonesia adalah mata pelajaran wajib, dan di beberapa sekolah tidak, tergantung pada sekolahnya. Belum ada aturan yang jelas soal ini meskipun pernah diupayakan kewajiban belajar bahasa Indonesia dari Kelas 3 sampai Kelas 10. Kebijakan ini, karena berbagai alasan, tidak berjalan dengan baik, dan tak banyak siswa yang melanjutkan belajar bahasa Indonesia sampai kelas 12.

Di Australia, ada enam bahasa utama yang dirancang untuk diajarkan di sekolah dasar dan sekolah menengah, yakni Prancis, Italia, Jerman, Cina, Jepang dan Indonesia. Situasinya beragam; kebanyakan sekolah dasar mengajarkan setidaknya satu bahasa asing pada dua level pertama. Ada juga yang mengajarkan bahasa dari tingkat TK sampai Kelas 6, ada pula yang mengajarkan bahasa pada kelas 2 saja. Pada tingkat sekolah menengah, belajar bahasa asing diwajibkan dari Kelas 7 dan 8, tapi tidak wajib pada kelas selanjutnya (menjadi mata pelajaran pilihan).

13175336861290480900

DVD film Indonesia bisa disewa di Grove Library, Stirling Highway, Perth, Australia (foto : www.wilta.org)

Pernah ada penekanan pada tahun 1990-an agar sekolah-sekolah mengajarkan bahasa-bahasa Asia dan sekolah-sekolah ini mendapatkan suntikan dana untuk pengajaran bahasa Cina, Jepang, Indonesia dan Korea. Banyak juga guru Australia yang memutuskan untuk belajar salah satu bahasa tersebut dan jadi guru. Pada saat itu, setidaknya di WA, ada peningkatan signifikan jumlah sekolah yang mengajarkan bahasa Indonesia. Namun, di akhir 1990-an dan awal 2000-an, bahasa Indonesia mulai kehilangan popularitas terkait dengan bom Bali.

Pada pertengahan tahun 2000-an, pemerintah Australia menghentikan guyuran dana untuk program-program bahasa Asia, dan bahasa Indonesia ikut kena dampak negatifnya. Pada tahun 2008, pemerintah Australia mulai lagi mengguyur dana untuk program-program bahasa Asia, tapi program bahasa Indonesia masih terseok-seok. Perlu beberapa tahun ke depan untuk membuat program bahasa Indonesia naik daun lagi.

ER: Siapa sajakah gurunya? Apakah penutur asli Indonesia ataukah guru Australia, atau keduanya?

SC: Kami memiliki campuran guru Australia, Indonesia dan Malaysia. Di WA, ada banyak guru Malaysia yang mengajar bahasa Indonesia karena kurangnya orang Australia yang bisa berbicara bahasa Indonesia, dan kurangnya penutur asli Indonesia.

Silakan ikuti wawancara lengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com