Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahan di Tengah Banyak Keterbatasan

Kompas.com - 29/10/2011, 04:19 WIB

Contohnya, papan bambu buatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Puslitbang LIPI) tahun 2001. Hasil penelitian dikirim ke Belanda untuk dinding kanal. Di Indonesia, riset itu tidak berlanjut setelah diteruskan ke lembaga riset di bawah Departemen Pekerjaan Umum saat itu. ”Itu hanya salah satu contoh saja,” kata Kepala Puslitbang Biomaterial LIPI Suprapedi.

Kemampuan peneliti

Soal kemampuan peneliti Indonesia, sulit meragukannya. Di Jepang, hampir pada setiap seminar ilmiah teknologi, ada pembicara peneliti Indonesia yang sedang belajar di sana.

Mereka berkibar di tengah iklim penelitian yang sangat mendukung. Mulai dari penelitian naniomaterial, cuaca dan iklim, hingga mikrobiologi. Jepang sadar betul potensi peneliti-peneliti Indonesia.

Banyak peneliti Indonesia dibiayai, difasilitasi, dan didorong menemukan inovasi. Namun, paten penelitiannya pada Pemerintah Jepang.

Menurut Muhammad, banyak keunggulan peneliti muda Indonesia dibandingkan dengan peneliti dari negara sejahtera lainnya. ”Mereka berpikirnya linier karena kadang mereka tidak tahu kesulitan kita mengembangkan teknologi. Anak Indonesia yang melalui seleksi itu berkualitas. Idenya banyak. Sayang kalau sampai saat pulang tidak ada tempatnya. Di Indonesia kadang ribet, ada ”goreng-gorengannya” yang tidak terkait masalah kemampuan, tetapi soal kedekatan,” kata dia.

Beberapa peneliti muda di Delft memelesetkan program riset unggulan terpadu (RUT) menjadi ”riset untuk teman”. Artinya, cara untuk bagi-bagi rezeki. Jenis riset bisa diakali. Hasilnya pun, menurut mereka, bisa direkayasa.

Para peneliti, umumnya resah dengan kondisi penelitian di Tanah Air saat ini. Apabila berlarut-larut, kondisi itu akan memengaruhi semangat para peneliti muda yang sedang merintis karier dan cita-cita.

Bermodal stempel

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com