Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan Tidak Tuntas Dicegah

Kompas.com - 21/12/2011, 02:47 WIB

Selain itu, organisasi kemasyarakatan di setiap komunitas juga perlu dihidupkan kembali untuk mengurangi kesalahpahaman di antara warga. Yang tidak kalah penting adalah penyediaan ruang publik untuk aktivitas warga.

Jangka panjang, pembangunan rumah susun menjadi solusi yang perlu dipertimbangkan untuk memperbaiki lingkungan yang kumuh.

Kualitas keluarga

Psikolog Forensik Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Lia Latief berpendapat, anak-anak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan sekolah. Tinggi rendahnya frekuensi tawuran antarremaja bergantung pada kualitas keluarga dan sekolah.

”Jika orangtua mendisiplinkan emosi anak-anaknya dan melatih cara marah yang benar, maka ekspresi emosional anak-anak akan lebih terarah. Orangtua salah seorang pasien saya mengajarkan anaknya, kalau dipukul oleh teman di sekolah, balaslah memukul padahal itu tidak tepat. Seharusnya, orangtua melapor kepada guru dan menghormati hukum yang berlaku di sekolah,” tutur Lia.

Lia menilai para siswa yang terlibat tawuran umumnya berprestasi akademik rendah. ”Tawuran kemudian menjadi cara mendapat pengakuan diri di sekolah,” ucap Lia.

Sayangnya, tidak ada cara lain dari para guru untuk mendorong siswa meningkatkan prestasi akademik. Lia mengingatkan pentingnya pendidikan budi pekerti atau pendidikan moral.

”Guru seharusnya lebih banyak memberi contoh-contoh konkret mengenai tindakan yang tidak berbudi pekerti dan tindakan yang berbudi pekerti. Tindakan yang bermoral dan yang tidak bermoral,” ujar Lia.

Menurut dia, para pengelola sekolah pantas memelihara zona nyaman buat para siswa. Contoh, ketika terjadi tawuran di luar, kepala sekolah misalnya meminta para siswa agar tetap di sekolah dulu sampai suasana reda.

Ketua Program Studi Sosiologi Universitas Indonesia Erna Karim mengatakan, kekerasan terhadap anak atau antaranak bisa terjadi karena adanya faktor ketidaksiapan orang dalam membangun keluarga. ”Tidak semua orang tahu cara menjalankan keluarga, cara mendidik anak, dan menyosialisasikan nilai-nilai baik terhadap anak-anaknya.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com