Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguatkan Pendidikan Menengah

Kompas.com - 28/12/2011, 08:30 WIB

Di tingkat SD, angka putus sekolah mencapai 1,5 persen dari sekitar 31 juta siswa, di SMP 1,8 persen dari 12,69 juta siswa, serta di SMA/SMK/MA meningkat menjadi 4,27 persen dari 9,11 juta siswa.

Adapun jumlah lulusan SD yang tidak melanjutkan pendidikan ke SMP berkisar 9 persen, dari SMP ke SMA berjumlah 24 persen, sedangkan dari SMA ke perguruan tinggi sekitar 51 persen.

Kendala masyarakat mengakses pendidikan yang semakin tinggi tentu berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup di masa depan. Meminjam istilah Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, pendidikan seharusnya menjadi eskalator sosial yang dapat mengubah kondisi sosial keluarga miskin menjadi naik ke atas.

Namun, kondisi yang dirasakan masyarakat sampai saat ini, sekolah masih mahal dan eksklusif. Beban berat itu terutama dirasakan saat mengenyam pendidikan menengah hingga tinggi.

Biaya sekolah di jenjang SD-SMP bisa dikatakan semakin ringan, bahkan bagi anak-anak miskin. Di jenjang ini, kesenjangan antara siswa miskin dan kaya semakin tipis.

Kesenjangan siswa miskin dan kaya menganga kembali di jenjang SMA/SMK. Di jenjang pendidikan tinggi, predikat mahasiswa begitu sulit diraih anak miskin, bahkan di perguruan tinggi negeri sekalipun.

Padahal, perkembangan dunia saat ini menuntut tingkat pendidikan yang semakin tinggi, minimal di jenjang pendidikan menengah. Di Indonesia, ada sekitar 2,2 juta remaja Indonesia terhenti pendidikannya di jenjang SMA karena putus sekolah ataupun tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.

Dari kajian UNESCO yang tertuang dalam laporan bertajuk ”Global Education Digest 2011: Comparing Education Statistics Across the World”, pendidikan di banyak negara berkembang mulai bergeser pada pendidikan menengah setelah pendidikan dasar mengalami kemajuan. Indonesia sedang dalam tahap untuk meningkatkan akses pendidikan yang luas di jenjang pendidikan menengah.

Dari catatan UNESCO, tidak ada kesenjangan jender dalam mencapai pendidikan menengah di Indonesia. Orang-orang yang lahir tahun 1980-an umumnya menikmati pendidikan dasar dan bisa mencicipi sekolah menengah meski tidak semua tuntas.

Harus diperkuat

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com