Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguatkan Pendidikan Menengah

Kompas.com - 28/12/2011, 08:30 WIB

Pendidikan menengah merupakan tahap krusial dalam sistem pendidikan untuk perkembangan ekonomi dan sosial suatu negara. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan anak-anak muda yang didapat lewat pendidikan menengah penting untuk masa depan sebagai warga negara yang produktif dan sehat di negara mereka.

Dewasa ini, banyak negara yang menginginkan tenaga kerja yang memuaskan yang dilengkapi dengan kompetensi dan keahlian yang tidak bisa didapat lewat pendidikan dasar. Peningkatan ke pendidikan menengah pun harus mulai diperkuat sebagai bekal minimal hidup anak-anak muda bangsa di era globalisasi ini.

Pendidikan menengah mulai jadi perhatian utama pengambil kebijakan pendidikan dan peneliti di dunia karena berperan penting meningkatkan kesehatan dan ikatan masyarakat serta memacu pertumbuhan ekonomi. Pendidikan menengah penting dalam sistem pendidikan karena tidak hanya untuk menjembatani untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi juga menghubungkan sistem sekolah dengan dunia kerja.

Pendidikan vokasional semacam SMK pun banyak dikembangkan, termasuk di Indonesia. Pendidikan SMK dinilai berperan penting dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kemungkinan menemukan pekerjaan yang layak atau meningkatkan pendapatan melalui wirausaha.

Dalam penguatan SMK, perlu dikumpulkan data dan dianalisis untuk permintaan keterampilan, penciptaan kerja, iklim investasi, dan layanan pekerjaan yang berhubungan dengan persediaan keahlian yang diminta pasar.

”Tidak bisa suatu negara melepaskan diri dari belitan kemiskinan tanpa ekspansi yang cepat pada jenjang pendidikan menengah. Pendidikan menengah inilah bekal minimum untuk melengkapi anak-anak muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat membuat mereka siap hidup dalam persaingan global,” kata Irina Bokova, Direktur Jenderal UNESCO.

Namun, persoalan akses yang pantas dan kelulusan sama pentingnya dengan kualitas dan relevansi pendidikan menengah. Masalah tersebut masih menjadi tantangan utama untuk mewujudkan pendidikan menengah bagi semua.

Masalah serupa dihadapi Indonesia. Di Indonesia, angka partisipasi kasar (APK) SMP tercatat 98 persen. Namun, APK di jenjang SMA/SMK baru berkisar 69,6 persen.

Mustaghfirin Amin, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan, jumlah lulusan SMP sederajat tahun 2011 sekitar 4,2 juta siswa. Adapun daya tampung SMA/SMK/MA hanya sekitar 3,1 juta sehingga ada 1,1 juta siswa tidak mendapat tempat.

Persoalan akses yang besar pada pendidikan menengah seharusnya direncanakan sambil memastikan kualitas dan relevansinya. Jika pendidikan menengah diperluas dan berkualitas, persoalan seperti masalah sosial, jender, dan ketidaksetaraan etnis dapat diatasi. Dari kajian juga terlihat ada kaitan erat antara rasio peserta sekolah menengah dan kemakmuran suatu bangsa.

Anies Baswedan mengatakan, akibat menggenjot di pendidikan dasar, terutama SD, saat ini terjadi kesenjangan di pendidikan menengah. ”Dari infrastruktur sekolah saja sudah ada hambatan. Penambahan jumlah SMP, apalagi SMA sederajat, tidak bergerak cepat. Sekarang saatnya kita bergerak cepat untuk membuat pendidikan menengah dan tinggi semakin luas aksesnya, selain memikirkan kualitasnya,” ungkap Anies.

Setiap negara harus punya ambisi dan komitmen untuk memenuhi tantangan tersebut. Sebab, peningkatan pendidikan adalah jalan utama menuju kemakmuran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com