Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dan Berbagi Langsung

Kompas.com - 28/05/2012, 13:30 WIB

Salah satu produk pertanian hasil keuletan siswa adalah tanaman stroberi. Stroberi yang ditanam di lahan seluas 600 meter persegi itu menghasilkan 10 kilogram (kg) stroberi segar yang dijual hingga Surabaya. Per bulan, salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya meminta pasokan stroberi hingga 100 kg.

Jumlah permintaan yang besar membuat sekolah mengajak warga sekitar turut membudidayakan. Upaya ini berhasil hingga kini.

Keunggulan lainnya, siswa- siswi di kawasan berketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini mampu membuat agen hayati (biopestisida) dan pupuk organik padat dari kotoran sapi.

”Pupuk kami sudah dipakai petani sekitar untuk bercocok tanam. Setidaknya, satu ton dari dua ton pupuk organik yang kami produksi per bulan terdistribusi untuk masyarakat sini. Kami senang karena setidaknya bisa membantu mereka mengurangi penggunaan pupuk kimia,” ujar Devi.

Ajak warga sekolah

Mengajak anak usia produktif melanjutkan pendidikan ke bangku sekolah lanjutan atas tidaklah mudah. Sejak awal hingga saat ini pun, guru di SMKN 1 Sumber harus datang dari rumah ke rumah mendekati orangtua siswa. Sekolah tanpa SPP dan uang pendaftaran menjadi daya tarik pertama yang ditawarkan.

”Awalnya, setiap siswa praktik bercocok tanam selalu dihina oleh petani sini. Lama-lama mereka tahu bahwa anak-anak ini pun mampu bercocok tanam. Bahkan, mereka kini mau menggunakan pupuk kami. Rata-rata orangtua siswa dan anggota komite sekolah yang sudah tahu kualitas pupuk buatan kami,” imbuh Devi.

Kini, SMKN 1 Sumber terus menguatkan kompetensinya di bidang pertanian. Lahan 3,5 hektar yang belum termanfaatkan akan dimaksimalkan menjadi lahan pertanian bagi siswa.

”Kami ingin menjadikan agrowisata pertanian, yaitu untuk tanaman kentang, tomat, stroberi, kubis, dan wortel. Kami juga ingin menangkarkan bibit kentang. Proses mendapat label penangkaran bibit kentang sudah kami lakukan. Tinggal tunggu waktu hingga kami benar- benar bisa menjual bibit berkualitas pada petani,” imbuh Kepala SMKN 1 Sumber Sukirno.

Ia menjelaskan, sekolahnya bertekad menjadi sumber ilmu pengetahuan bidang pertanian, mulai dari hulu hingga hilir, mulai dari bercocok tanam, hingga mengolah hasil pertanian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com