Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyiapkan Generasi Perakit Pesawat

Kompas.com - 02/06/2012, 08:31 WIB

Ester Lince Napitupulu

Pesawat Jabiru 430 berkapasitas empat orang itu sudah setahun ini terpakir di bengkel perakitan pesawat terbang Swayasa di SMKN 12 Bandung, Jawa Barat. Di bagian depan pesawat tertera tulisan ”Jabiru SMKN 12 Bandung”.

Pesawat itu dirakit sendiri oleh siswa dan guru SMKN 12 Bandung. Kehadiran pesawat itu jadi bukti bahwa sekolah penerbangan yang berfokus pada keahlian industri manufaktur pesawat terbang ini kelak mampu berkiprah di industri pesawat terbang.

Kesuksesan perakitan pesawat buatan Australia ini dikerjakan secara tim oleh siswa dari program keahlian permesinan pesawat udara, konstruksi badan pesawat udara, konstruksi rangka pesawat udara, kelistrikan pesawat udara, elektronika pesawat udara, dan airframe & powerplant. Program-program keahlian ini menyiapkan siswa untuk terjun dalam industri manufaktur pesawat terbang.

Meskipun pesawat rakitan siswa SMKN 12 Bandung menimbulkan decak kagum banyak pihak, tetap saja pihak sekolah merasa belum puas. Sebab, pesawat yang sudah dirakit sesuai buku petunjuk dan secara teknis sudah berfungsi baik harus dibuktikan layak terbang dulu.

”Kami akan sangat senang kalau tes terbang nanti membuktikan pesawat rakitan siswa bisa terbang dengan baik,” kata Tedi Rosadi, Ketua Tim Perakitan Pesawat Jabiru 430 SMKN 12 Bandung.

Mimpi besar SMKN 12 Bandung yang belum berujung ialah menunggu kabar pesawat Jabiru bisa tes terbang untuk mendapatkan sertifikat kelaikan pesawat (certificate of airworthiness) dan sertifikat registrasi dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara.

Proses pengajuan tak lama seusai pesawat rakitan selesai, yang diproses Sekolah Pilot Alfa Flying Club di Jakarta.

Kepala SMKN 12 Bandung Edy Purwanto mengatakan, untuk izin pengadaan pesawat juga sekolah bekerja sama dengan Alfa Flying School. ”Dulu siswa hanya belajar pesawat simulator. Tetapi sekarang ada kesempatan untuk bisa terlibat merakit sejak awal,” kata Edy.

Sempat diragukan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com