ribuan mahasiswa berebut untuk mendapatkan beasiswa yang meringankan biaya kuliah. Beasiswa yang tersedia bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga sampai ke negara lainnya. Tentunya, penawaran beasiswa tersebut menggiurkan bagi mahasiswa.
Mengejar beasiswa memang bukan hal yang mudah. Seorang mahasiswa bisa berkali-kali melamar untuk mendapatkan beasiswa yang diinginkan. Berbagai usaha dan cara pun bisa dilakukan seorang mahasiswa untuk bisa mendapatkan beasiswa.
Isti Isnaryati, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Jakarta, mengatakan, setiap menjelang akhir semester, bisa dipastikan papan pengumuman akademik fakultas banyak menempel pengumuman beasiswa dari beberapa yayasan dengan berbagai persyaratan. ”Saya pernah mencoba mengikuti beberapa kali, dengan yayasan yang berbeda,” ungkapnya.
Pertama kali mencoba mendapatkan beasiswa, Isti melamar ke Yayasan Supersemar yang mensyaratkan sebuah karya ilmiah dan beberapa surat pengantar. Sayangnya, Isti tidak melanjutkan lamarannya karena waktu yang sempit. Kemudian dia juga mencoba beasiswa dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
”Hanya saja, karena mensyaratkan surat keterangan miskin dan saya bukan orang Jakarta, jadi sulit juga. Orang tua juga mengatakan tidak perlu membuat surat keterangan miskin karena masih mampu membiayai kuliah saya. Sampai sekarang, saya memang belum mendapat beasiswa, tapi saya belum mau berhenti mencobanya,” ungkap Isti.
Berbeda dengan Isti, Meisya Damayanti, mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Dia lebih beruntung dengan mendapat beasiswa unggulan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. ”Perjalanan saya mengejar beasiswa tidak mudah. Saya menjadi lulusan terbaik dari SMA Negeri 24 Bandung, kemudian oleh kakak sepupu disarankan untuk mengikuti seleksi beasiswa Kemendikbud ini,” ujar dia.
Bulan Februari, Meisya mulai memenuhi persyaratan administrasi yang dibutuhkan, kemudian datang ke kantor Kemendiknas di Jakarta. Awalnya, Meisya yang masih duduk di semester 3 ini merasa pesimis saat bertemu dengan pihak Kemendikbud untuk wawancara. Apalagi, pesaingnya juga banyak.
”Kalau tidak mendapatkan beasiswa Kemendikbud ini, saya sudah berjanji pada diri sendiri untuk mencari beasiswa yang lain, pokoknya sekolah harus dilanjutkan. Bulan April, barulah kabar gembira itu datang, saya mendapat beasiswa tiga kali, sampai dengan lulus S-1,” cerita Meisya yang mendapat beasiswa karena prestasinya saat SMA.